Pohon Beringin Alun-alun Pemalang Sudah Ada Sejak Era Kerajaan
- calendar_month Sel, 8 Apr 2025


“Keraton Surakarta itu membuat aturan untuk daerah. Ada tatanan Pendopo, Masjid, Alun-alun, dan Pasar (red-Catur Gatra Tunggal). Alun-alunnya ada beringin kembar.” terang Koestoro.
Dua pohon beringin di Alun-alun adalah wujud keseimbangan dan keserasian hubungan dalam konsep Manunggaling Kawula Gusti, yaitu persatuan antara Raja dan rakyat serta kedekatan hubungan antara manusia dan Tuhan.
“Jadi kalau ditanya kapan ada beringin, ya sejak ada aturan itu. Tapi beringin yang ada sekarang itu sudah beda. Bukan beringin kembar yang dulu.” imbuhnya.
Bisa dikatakan pohon beringin dan Alun-alun sudah menjadi bagian dari sejarah Pemalang. Koestoro pun menyebut, bahkan pohon beringin di Alun-alun punya kaitan erat dengan penamaan makanan khas Pemalang, Lontong Dekem.
“Namanya dulu belum lontong dekem, tapi kupat dekem, pakainya ketupat. Jadi yang jualan itu penerangannya dari sentir (lampu teplok), terus yang beli makannya dibawah pohon beringin, ndekekem (duduk dengan kaki menekuk).” jelasnya.
Menanggapi tragedi tumbangnya pohon beringin di Alun-alun, pencipta Tari Selendang Pemalang ini melihat insiden tersebut sebagai musibah yang disebabkan faktor alamiah, yakni usia pohon yang sudah tua dan lapuk.
“Kita tidak ingin berandai-andai, jadi itu mungkin keropos, sudah tua, cabangnya juga mungkin besar-besar, batang utamanya tidak kuat.” kata Koestoro.
“Dan perlu diteliti pohon-pohon yang lain, kalau memang sudah tua dan membahayakan ya dipotong. Bukan cuma di alun-alun, di jalan-jalan lain juga mungkin perlu di cek.” pesannya. (**)
- Penulis: puskapik