Lopis Raksasa Jadi Simbol Persatuan
- calendar_month Sel, 8 Apr 2025


Meskipun sukses menggelar lopis raksasa seberat 2,1 ton, warga Krapyak Lor Gang 1 masih memiliki pekerjaan rumah besar: pembangunan dapur permanen untuk memasak lopis. Hal ini menjadi perhatian langsung dari Wali Kota Aaf yang menyampaikan bahwa proses komunikasi dan pengurusan lahan sudah dilakukan bersama panitia dan warga.
“Dapur permanen seperti yang sudah dimiliki Krapyak Kidul memang sangat dibutuhkan agar proses pembuatan lopis bisa lebih efisien. Kita sudah komunikasikan dengan panitia untuk membereskan lahan dan sertifikatnya. Insya Allah 2026 kita targetkan bisa segera dibangun,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Pekalongan, Hj Balgis Diab, juga hadir dalam Festival Lopis Raksasa dan menyampaikan apresiasinya terhadap panitia dan masyarakat Krapyak. Menurutnya, tradisi ini bukan hanya membahagiakan secara budaya, tapi juga mempererat persaudaraan lintas wilayah dan komunitas.
“Festival ini bukan hanya disaksikan warga Kota Pekalongan, tetapi juga banyak dari kabupaten dan kota tetangga. Ini bukti bahwa tradisi punya daya tarik besar dan bisa menyatukan banyak kalangan,” tutur Balgis.
Ia berharap, tradisi pemotongan lopis raksasa terus dilestarikan dan dimanfaatkan untuk memperkuat nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong, dan keberagaman.
“Inilah kekuatan budaya kita: menyatukan perbedaan dalam semangat yang sama,” tutupnya.
Tokoh masyarakat Krapyak Kidul Gang 8, Asror, menyampaikan kebanggaannya atas suksesnya Festival Lopis Raksasa yang berhasil mencetak rekor MURI. Ia menilai, keberhasilan ini adalah buah dari kerja sama seluruh lapisan masyarakat.
- Penulis: puskapik