Cuaca Tak Menentu, Dinkes Minta Masyarakat Jangan Lengah Terhadap Ancaman DBD
- calendar_month Sen, 10 Feb 2025


Opik menjelaskan, di Tahun 2024 lalu, kasus tertinggi terjadi di Kelurahan Klego dan Kelurahan Krapyak yang merupakan daerah endemis, dimana masing-masing kelurahan itu ada 13 kasus DBD yang terjadi. Ia menilai, selama 6 hingga 7 tahun terakhir, kasus DBD yang disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh Nyamuk Aedes Aegypti ini lebih banyak menyerang anak-anak usia sekolah sekitar usia 5-14 tahun.
Oleh sebab itu, Dinkes tak henti-hentinya mengajak masyarakat untuk rutin menjalankan langkah 3M Plus: Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat tempat-tempat penampungan air, dan Mendaur ulang barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Plus-nya adalah langkah tambahan seperti menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu, dan menjaga kebersihan lingkungan. Dinkes juga telah menyiapkan tim untuk melakukan fogging di wilayah yang teridentifikasi memiliki kasus DBD.
“Namun, fogging bukan satu-satunya solusi. Pencegahan dari rumah masing-masing jauh lebih efektif untuk mengendalikan penyebaran nyamuk. Kami telah melakukan sosialisasi masif tentang pentingnya menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan yang bebas dari genangan air. Petugas kesehatan juga dikerahkan untuk memberikan edukasi door-to-door di wilayah dengan risiko tinggi,”bebernya.
Selain langkah 3M Plus, Dinkes mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam memantau kondisi kesehatan anggota rumah tangga. DBD bisa menyerang siapa saja. Penting untuk mengenali gejala awal agar bisa segera ditangani.
- Penulis: puskapik