Kisah Tragis Dibalik Makam Belanda di Widuri Pemalang
- calendar_month Jum, 19 Jul 2024


Jasad pejabat pemerintah Hindia Belanda tingkat II itu dimakamkan pada 21 April 1891. Pemakaman C.J Beijnen pun dimuat dalam pemberitaan koran Hindia Belanda pada masa itu, seperti Java Bode dan Bataviasch Niewsblad.
Selain C.J Beijnen, di Kompleks Makam Belanda Widuri tersebut juga dimakamkan Eugene Henry Burnaby Lautier yang merupakan administratur pabrik gula dan pernah menjabat di pabrik gula Wonopringgo Pekalongan, Balapulang Brebes, dan juga Banjardawa Pemalang.
E.H Burnaby Lautier meninggal dan dimakamkan pada 26 November 1887. Makam E.H Burnaby Lautier ini dibangun sangat megah seperti piramida. Makam inilah yang paling mencolok diantara makam lainnya.
Selain itu, disana juga dimakamkan seorang pegawai Pabrik Gula Banjardawa Pemalang, Arie van Baak. Arie van Baak meninggal dan dimakamkan di Kompleks Makam Belanda Widuri pada 16 Oktober 1907.
Diana Putri Larasaty mengungkapkan, ada sejumlah alasan yang memungkinkan Widuri dipilih sebagai pemakaman orang-orang eropa saat itu, yakni jarak Widuri kurang lebih 4 km ke utara dari pusat kota
Pemalang dinilai relatif dekat.
“Selain itu, lokasi makam juga jauh dari area pemukiman penduduk. Hal lain adalah Widuri memiliki areal cukup luas dengan pemandangan alam pantai sehingga menjadi lokasi yang tenang sebagai tempat persemayaman.” ujarnya. **
Penulis : Eriko
- Penulis: puskapik