Gara-gara Sirekap, KPU Pemalang Digeruduk Ratusan Massa PKB

Advertisement

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pemalang digeruduk ratusan massa pendukung dan simpatisan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akibat sistem Sirekap, Senin malam 26 Februari 2024.

Ratusan massa yang dikomandoi Calon Anggota DPRD Pemalang, Heru Kundhimiarso, geram lantaran ada perubahan data yang signifikan pada real count Dapil 1 Kecamatan Pemalang yang ditayangkan di website KPU.

Suara salah satu partai tiba-tiba melejit, dari semula 3000 menjadi 7000 dan mengungguli dapil setempat. Padahal tak ada perubahan pada progress rekapitulasi versi sirekap yakni 42,33 persen atau 262 dari 619 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Kalau memang ada kesalahan atau error system, sampaikan kepada publik agar rakyat tak menaruh curiga ada suara rakyat yang dimaling.” tegas pria yang akrab disapa Kundhi itu.

Meski dirinya paham Sirekap tak jadi acuan hasil final perolehan suara, Kundhi khawatir, ketimpangan data yang terjadi pada hasil real count di website KPU tersebut menjadi sumbu kegaduhan di tengah masyarakat.

“Kami ingin meminta klarifikasi dan penegasan KPU, bahwa Sirekap tak jadi acuan, melainkan rekap manual, agar masyarakat paham dan tak jadi persoalan.” tutur Heru Kundhimiarso.

“Kami juga meminta KPU Pemalang bersurat ke KPU RI agar real count Sirekap dihentikan, karena menjadikan kebingungan, jadi sumbu kegaduhan.” imbuhnya.

Ketua DPC PKB Pemalang, Iskandar Ali Syahbana, menambahkan, dirinya pun turut khawatir kesalahan sistem Sirekap bisa menyebabkan bentrok ditengah masyarakat. Keresahan ini, kata Iskandar, bukan hanya terjadi di massa PKB.

“Karena meski sudah ada penjelasan dari KPU jauh-jauh hari bahwa Sirekap tak jadi acuan. Tapi ketika error system menyebabkan penambahan suara dan mengancam perolehan kursi, ini menjadi hal sensitif.” kata Iskandar.

Dalam kisruh ini, Ketua KPU Kabupaten Pemalang, Agus Setiyanto, kemudian menghadirkan Ketua PPK Kecamatan Pemalang dan para operator Sirekap di Dapil 1 Pemalang untuk klarifikasi ketimpangan data ini.

Dari hasil koreksi, Agus Setiyanto menjelaskan bahwa akar permasalahan ini adalah error system pada Sirekap. Dimana sistem membaca huruf “X” menjadi angka “8”. Walhasil terjadi lonjakan suara salah satu partai tersebut.

“Jadi semua sudah clear. Besok, kami juga akan bersurat ke KPU RI agar Sirekap di take down agar masyarakat tidak bingung.” terangnya.

Penulis : Eriko Garda Demokrasi

Bagikan :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to top
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!