Hijrah Politik Sang Demonstran, dari Jalanan Menuju Parlemen
- calendar_month Jum, 13 Okt 2023


Puncaknya saat Mukti Agung Wibowo berkuasa 2020 lalu. Hampir setiap bulan, Kundhi bersama rekan-rekan aktivisnya menggeruduk Kantor Bupati Pemalang. Bukan tanpa alasan, itu dilakukan Kundhi lantaran dirinya menemukan banyak kebobrokan.
Membawa bendera Aliansi Masyarakat Pemalang Raya (AMPERA), Kundhi terus mengobarkan perlawanan, hingga kebenaran menemui jalannya. Mukti Agung Wibowo akhirnya ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas kasus suap jual beli jabatan.
Banteng Mbedhal Kandang
DUNIA politik sebetulnya bukan hal asing bagi Kundhi. Sebab, alhamarhum bapaknya SUHARDI pasca reformasi 1998 adalah salah satu pendiri PDI Perjuangan di Kabupaten Pemalang. Namun, keputusan aktor parlemen jalanan itu terjun menjadi calon anggota DPRD Pemalang itu cukup mengundang tanya.
Ya, meski dilahirkan dari garis politik nasionalis abangan, pada akhirnya Kundhi justru memilih berjuang bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang dikenal religius dan berbasis warga Nahdliyin. Barangkali inilah penyebabnya.
“Saya sudah kenyang hidup di jalanan. Untuk itu, saya ingin berpolitik sekaligus memperdalam ilmu agama dan ibadah. Sebab, di PKB banyak tokoh alim ulama yang saya tentu bisa banyak belajar dari mereka,” begitu katanya.
Satu hal yang membuat dirinya mengambil keputusan besar hijrah dari JALANAN menuju PARLEMEN adalah agar bisa lebih memberikan manfaat bagi wong Pemalang, begitu cita-cita dan tekad kuatnya. Semoga terkabul niat baiknya dan mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Penulis : ADVERTORIAL
- Penulis: puskapik