Keterbukaan Informasi Publik dan Jurnalisme Advokasi
- calendar_month Sel, 6 Des 2022


Dalam prakteknya, salah satu saluran pemerintah adalah melalui bidang Public Relation (PR) atau Hubungan Masyarakat (Humas) Pemerintah. Tugas PR adalah membentuk citra baik pemerintah, memberikan informasi kepada wartawan, menyelenggarakan konferensi pers atau sesi foto secara terbuka untuk media, menyebarkan informasi, dan membentuk banyak konten berita melalui penggunaan selebaran resmi atau siaran pers.
Jebakan Rutinitas Kerja Jurnalis
Kerja jurnalis profesional adalah mendokumentasikan peristiwa dan fakta untuk selanjutnya menyusun konten berita sesuai dengan platform berita masing-masing. Kerja Jurnalis profesional dalam mendeteksi peristiwa adalah melalui apa yang oleh Tuchman (1978) disebut “jaring berita”, dimana jurnalis menjalin hubungan dengan narasumber atau informan bidang tertentu untuk menjamin pasokan berita secara teratur. Namun “rutinitas kerja” jurnalis yang berulang tersebut, menjadikan sebagian jurnalis mengalami kebuntuan karena perulangan pemberitaan berdasarkan agenda dan rilis resmi humas dari jaring berita tersebut. Jurnalis profesional harus lepas dari jebakan ini.
Menuju Jurnalisme Advokasi
Jurnalistik objektif merupakan standar jurnalisme di Amerika Serikat hingga saat ini. Jurnalisme objektif sebenarnya merupakan jawaban atas fakta bahwa sepanjang abad ke-19 banyak surat kabar yang berafiliasi terhadap partai politik atau kepentingan tertentu. Kala itu, ruang publik menjadi ajang debat terbuka antar surat kabar dengan sudut pandangnya masing-masing, sehingga tidak mengindahkan sikap netral dalam pemberitaan. Meskipun jurnalisme objektif telah menggantikan tradisi lama tersebut, namun perkembangan kekinian eksistensi jurnalisme objektif pun mulai berada dipersimpangan jalan.
- Penulis: puskapik