Perilaku Pemilih pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2020
- calendar_month Kam, 17 Nov 2022


Berdasarkan hasil survei LSI, terkait pilkada dan politik uang di masa wabah COVID-19 di akhir tahun 2020, hasilnya pengalaman politik uang warga cukup tinggi yakni 27,1 persen pernah ditawari uang/ barang agar memilih bupati/wali kota tertentu. 27 persen pemilih juga menilai politik uang sebagai tindakan yang wajar. Masyarakat akan berpikir bahwa politik uang dapat membantu mereka dalam perekonomian, terlebih kepada ibu rumah tangga yang beranggapan imbalan uang/barang dari pasangan calon akan membantu membeli kebutuhan rumah tangga.
Masyarakat memiliki pertimbangan tersendiri dalam menentukan pilihan. Pasangan cabup-cawabup mana yang akan dipilih. Pertimbangan dalam menentukan pilihan dapat berasal dari berbagai faktor, baik secara subjektif maupun objektif. Selain itu, dalam menentukan pilihan terdapat waktu yang berbeda antara satu dan yang lainnya dalam memantapkan pilihan politik. Adapun pertimbangan utama dalam memilih dan waktu memantapkan pilihan sebagai berikut:
1. Tertarik programnya 10% (48 responden)
2. Tertarik profile calon 7% (34 responden)
3. Kenal dekat keluarga/saudara/teman paslon 4% (19 responden)
4. Kenal dekat dengan keluarga paslon 9% (43 responden)
5. Kenal dengan paslon 0% (0 responden)
6. Dipengaruhi keluarga 20% (96 responden)
7. Dipengaruhi teman/tim sukses/tokoh 27% (130 responden)
8. Karena diberi imbalan 23% (110 responden)
Pertimbangan atau alasan responden memilih pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2020 itu menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menyatakan pertimbangan utama dalam memilih paslon, yaitu karena dipengaruhi teman/ tim sukses/ tokoh (27%). 23% pemilih mempertimbangkan karena diberikan imbalan, 20% karena dipengaruhi oleh keluarga atau berdasarkan pada pilihan keluarga.
- Penulis: puskapik




























