Harga Bawang Merah Anjlok, Harga Pupuk Melonjak
- calendar_month Rab, 3 Nov 2021


“Dampaknya memang dirasakan sekali. Karena pupuk non subsidi itu yang banyak dibutuhkan petani bawang merah,” tandas Juwari.
Meningkatnya harga pupuk ini, sambung Juwari, otomatis menambah biaya tanam yang dikeluarkan. Dia nerinci, rata rata biaya tanam bawang merah dengan lahan seluas 1 haktar sebelum ada kenaikkan harga pupuk, sekitar Rp.120 juta. Namun dengan kenaikkan pupuk ini naik menjadi Rp.130 juta.
Untuk mencapai harga impas atau BEP, jika hasil panen dalam 1 hektar mendapat 10 ton bawang maka harga jual bawang minimal Rp.14 ribu. Jika hasil panen kurang dari 10 ton maka harga jual bawang harus lebih dari Rp.14 ribu per kilo.
“Sekarang tinggal hitung berapa ruginya. Jelas sangat banyak. Katakanlah 1 hektar dapat 10 ton, maka supaya impas harus dijual Rp.14 ribu. Tinggal hitung saja, sekarang harganya Rp.8000 per kilo, berapa ruginya,” bebernya.
Ketua ABMI menyarankan, petani agar menunda penjualan bawang hasil panennya. Hal ini untuk mengurangi kerugian saat harga anjlok.
“Saya sarankan tunda jual dulu supaya tidak rugi besar. Barangkali harganya naik beberapa hari ke depan,” Juwari menyarankan.
Kenaikkan harga pupuk non subsidi dibenarkan Dhani Bagus Purnama, seorang distributor pupuk non subsidi. Dia mengatakan, kenaikan harga pupuk nonsubsidi mulai terjadi pada akhir Agustus. Memasuki bulan November, harga terus melonjak tinggi.
Kenaikan harga pupuk diperkirakan akan terus berlangsung hingga Maret 2022 mendatang.
Menurut Dhani, jenis pupuk yang mengalami kenaikkan harga adalah yang mengandung NPK.
- Penulis: puskapik