Strategi UMKM Batik Pekalongan Bertahan di Masa Pandemi
- calendar_month Kam, 2 Sep 2021

Sejumlah produk Ayuni Batik di Kota Pekalongan milik Yuni Faizah. FOTO/PUSKAPIK/SURYO SUKARNO

PUSKAPIK.COM, Kota Pekalongan – Batik kini bukan sekadar budaya, tetapi telah menjelma menjadi komoditas bisnis berkelas dunia. Namun, lebih dari satu tahun eksistensi batik terus diuji di masa pandemi. Mulai dari sulitnya pemasaran hingga menurunnya daya beli masyarakat menjadi problema bagi para pelaku UMKM di Kota Batik.
Namun, tantangan ini justru ditangkap oleh Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Dindagkop-UKM) Kota Pekalongan untuk mendorong digitalisasi pemasaran produk bagi UMKM binaannya melalui pelatihan digital marketing maupun pelatihan ekspor.
Salah satu UMKM batik binaan Dindagkop-UKM Kota Pekalongan adalah Ayuni Batik milik Yuni Faizah. Sejak 2017, batik miliknya telah tergabung menjadi mitra binaan Dindagkop-UKM. Ia mengaku, sebagai mitra binaan banyak manfaat yang dirasakan baik ilmu, pengalaman, relasi hingga berdampak pada penjualan batik miliknya.
“Di awal pandemi, penjualan masih cukup baik meskipun mengalami penurunan. Tetapi, yang saya rasakan sebagai mitra binaan Dindagkop-UKM sangat membantu, terutama menambah wawasan. Bagaimana cara berjualan online, cara ekspor, dan lainnya,” kata Yuni saat ditemui di tokonya di Jalan KH Ahmad Dahlan Gang 14 No 41, Tirto, Rabu, 1 September 2021.
Ia menceritakan bahwa bergelut di bidang usaha batik sudah ditekuni selama 11 tahun. Batik yang dijualnya pun beragam, tidak hanya batik tulis dan kombinasi cap tulis berbentuk kain. Namun, juga pakaian batik, seperti tunik, kemeja, daster, pakaian anak, dan sebagainya.
Di masa pandemi ini, strategi yang ia lakukan agar tetap bertahan yakni meningkatkan kualitas produk dan mengikuti tren batik yang sedang berkembang tapi tetap dengan ciri khas batik Ayuni yang soft tetapi modis.
- Penulis: puskapik