Di Brebes, Ternyata Masih Ada Kampung yang Beradat Budaya Leluhur
- calendar_month Sel, 30 Mar 2021

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

Kampung ini sudah ada sejak zaman Hindu Budha yang menganut agama Sunda Wiwitan. Hal ini bisa dilihat dari ketersambungan budaya dengan suku baduy. Kemudian seiring perjalanan waktu, masyarakat di sini banyak yang menganut Islam yang dibawa oleh Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga.
“Islam masuk melalui Sunan Kalijaga dan Gunungjati pada abad 15 sampai 16. Ini berdasarkam sejaran pitutur yang berkembang di masyarakat,” imbuhnya.
Akulturasi budaya Islam dengan agama nenek moyang disimbolkan dalam tradisi perang centong atau sendok nasi dari kayu. Perang ini menggambarkan dua jawara setempat yang menginginkan adanya perubahan adat istiadat dan yang tetap ingin mempertahankanya.
“Perang centong ini simbol perang antara Gandasari dan Gandawangi atau keyakinan lama dan baru. Dalam perang ini keyakinan baru menang, tapi tetap menjunjung keyakinan lama. Ini menggambarkan kondisi di kampung adat Jalawastu dimana ada akulturasi antara Islam dan Hindu dan Budha,” sambung Wijanarto.
Senada dengan Wijanarto, Ketua adat kampung Jalawastu, Dastam, mengatakan, sebelum masuknya Islam ada satu keyakinan yang dinamakan sunda wiwitan. Di sini ada keyakinan bahwa Batara Windubuana merupakan yang mencipta alam semesta yang dibantu oleh orang sakti Gurian Panutus. Ajarannya adalah kasih sayang kepada mahluk hidup baik manusia hewan maupun tumbuhan.
Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman
- Penulis: puskapik