Di Brebes, Ternyata Masih Ada Kampung yang Beradat Budaya Leluhur
- calendar_month Sel, 30 Mar 2021

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

Menurut Wijanarto, penduduk setempat percaya, bila melanggar pantangan itu akan terkena musibah. Baik berupa bencana alam maupun kematian.
“Ada beberapa pantangan lain yang tidak boleh dilanggar. Seperti memelihara angsa, bebek, domba, kerbau dan menanam bawang merah. Tidak ada yang berani melanggarnya. Mereka percaya akan mendapat musibah,” jelasnya menambahkan.
Ada sebuah tradisi yang masih terus dilestarikan di kampung Jalawastu ini. Setiap tahun, warga Jalawastu menggelar upacara adat yang disebut Ngasa. Upacara ini dilakukan setiap Selasa kliwon mangsa ke sanga atau sembilan dalam kalender Jawa kuno. Pada tahun ini, jatuh pada hari ini, 30 Maret 2021.
Pelaksanaan upacara ini dipusatkan di dalam hutan yang dikeramatkan yakni Pesarean Gedong. Ada yang unik dalam ritual ini, yakni perjamuan makanannya sangat berbeda dengan perjamuan pada umumnya. Tidak ada nasi, lauk pauk daging atau ikan, telur dan berbagai jenis daging lainnya. Perjamuan makanan yang ada yaitu berupa jagung yang ditumbuk menjadi nasi dengan campuran lauk berupa umbi umbian.
Cara menyuguhkannya juga tanpa piring maupun gelas berbahan kaca. Mereka menggunakan piring enamel atau daun dan plastik. Alasannya, semua bahan dari kaca dan keramik itu diharamkan di tanah Jalawastu.
Upacara Ngasa ini dilakukan sebagai bentuk sodakoh gunung atas rahmat Tuhan yang Maha Esa yang sudah memberikan segala karunia.
“Ditilik dari sejarahnya, upacara Ngasa berasal dari budaya nenek moyang mereka yang beragama Hindu. Ini bisa dilihat dari pakaian adat peserta upacara serta bacaan puji pujian yang diperuntukan bagi dewa dewa. Tradisi Ngasa berarti pula perwujudan syukur kepada batara windu buana yang merupakan pencipta alam,” urai Wijanarto.
- Penulis: puskapik