Seni Bertahan Para Pengusaha Batik Pekalongan di Tengah Pandemi
- calendar_month Kam, 18 Mar 2021

Para pengusaha batik di Kota Pekalongan mampu bertahan menghadapi guncangan ekonomi. FOTO/PUSKAPIK/SURYO SUKARNO

PUSKAPIK.COM, Kota Pekalongan – Banyak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang merugi imbas dari pandemi Covid-19 karena melemahnya daya beli masyarakat. Namun di Kota Pekalongan, para pengusaha batik mampu bertahan menghadapi guncangan ekonomi. Apa rahasianya?
Ketua Paguyuban Kampung Batik Kauman (PKBK), Muhammad Husni Mubarok mengungkapkan seni bertahan ala pengusaha batik di Kampung Batik Kauman. “Ada 30 UMKM perajin batik di kampung kami, alhamdulillah mereka masih bertahan meskipun ada pandemi. Banyak dari kami yang memanfaatkan media sosial untuk berniaga secara online,” katanya saat dikonfirmasi, Kamis, 18 Maret 2021.
Diakuinya, sebagian perajin batik di Pekalonhan tergolong angkatan tua dan belum mampu memanfaatkan penjualan online. Kendati demikian muncul banyak wiraswasta baru yang turut menjual batik produksi Kampung Batik Kauman secara online.
Menurut Husni, adanya pandemi ini, peralihan ke online berdampak besar. Dulu saat awal pandemi memang banyak yang memanfaatkan kain batik untuk membuat masker tapi sekarang sudah banyak.
“Mendekati bulan Ramadhan ini kami bisa tersenyum manis, dua minggu ini penjualan meningkat. Semoga bisa meningkat terus dan pandemi ini segera berakhir,” kata Husni.
Ia berharap kebijakan pemerintah baik di kota, provinsi, maupun nasional mendukung UMKM untuk maju. “Selama ini kami sebagai suplier menyuplai barang ke kota besar seperti Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, Bali, dan Solo. Kebijakan memang membuat mobilitas masyarakat untuk membeli barang di pasar berkurang. Kami berharap kebijakan ke depan tetap mendukung UMKM untuk memasarkan produknya namun dengan tetap mengindahkan protokol kesehatan,” katanya.
- Penulis: puskapik