Horeee…Rakyat Pemalang Menang!
- calendar_month Kam, 10 Des 2020

PILKADA Pemalang usai. Dari perhelatan ini, setidaknya bisa jadi gambaran adanya ‘perlawanan’ rakyat terhadap penguasa. Dan berapapun besarnya duit, tetap tidak mampu membeli dan mengubah pilihan rakyat di bilik suara, karena pada kenyataannya ketiga calon sama-sama ‘mengguyur’ pemilih dengan amplop berisi duit.
Betapapun absurditas politik memang seringkali sulit dinalar. Bahkan pula ada klenik di dalamnya. Tetapi pada titik akhir, pemenang pertarungan politik selalu yang paling masuk akal. Ya, akal sehat memang sulit diakali.
Inilah pesta demokrasi. Rakyat ‘berpesta’ dengan guyuran duit semua calon. Dan ‘pemenang’ sesungguhnya dari perhelatan ini adalah rakyat!
Meskipun 62,9% publik masih puas dengan kinerja pemerintahan sekarang (berdasarkan hasil survei PUSKAPIK), publik tetap saja gelisah dan menginginkan perubahan. Dan ketika kekecewaan publik (baca: rakyat) begitu kuat untuk mengganti rezim dengan harapan terjadi perubahan, diguyur duit sebanyak apapun, tetap saja tidak mampu mengubah pendirian dan membeli suara rakyat. Padahal semua calon bagi duit loh!
Pada akhirnya, hasil Pilkda ini membuktikan, Agung-Mansur yang jadi pilihan dan harapan sebagian besar rakyat yang menginginkan terjadinya perubahan di Pemalang. Kenapa harapan perubahan itu tidak jatuh ke Iskandar-Awe, figur yang fresh? Ya inilah politik! Agung-Mansur lebih ‘pintar’ memikat hati pemilih (baca: rakyat), bahwa harapan perubahan ada ditangan mereka berdua.
Ya! Agung-Mansur bisa jadi adalah lambang kemenangan oposisi di Pemalang. Tetapi ‘hukum politik’ dari dahulu kala tidak berubah. Setajam apapun oposisi, sehari setelah menang ia akan menjadi konservatif. Tapi setidaknya, fenomena ini bisa dijadikan cermin agar pemimpin ke depan lebih berhati-hati dan harus benar-benar mampu mewujudkan harapan tinggi wong Pemalang saat ini.
- Penulis: puskapik