PT PJS Klaim Kirimi Uang dan Obat ABK asal Pemalang yang Terjebak di Micronesia

0
Direktur Perusahaan pemberangkatan Anak Buah Kapal (ABK), PT Puncak Jaya Samudra (PJS), Herman Suprayogi. FOTO/PUSKAPIK/BAKTIAWAN CANDHEKI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Direktur Perusahaan pemberangkatan Anak Buah Kapal (ABK), PT Puncak Jaya Samudra (PJS), Herman Suprayogi mengaku telah memberikan bantuan kepada Untung Tyo, ABK asal Sugiwaras, Kecamatan Pemalang yang saat ini terkatung-katung tak bisa pulang di Kepulauan Micronesia.

“Bantuan tersebut berupa uang senilai USD200 dari perusahaan langsung kami transfer ke agen tempat Untung saat ini berada. Selain uang, kami juga telah memberikan upaya pengobatan penyakit kulit yang diderita Untung, konsultasi kepada dr Glenn, spesialis kulit RS Santa Maria, ini bentuk tanggung jawab kami,” katanya, Rabu, 21 Oktober 2020.

“Kami juga mendengarkan kabar pemerintah melalui KBRI di sana akan memberikan bantuan berupa uang tunai sebagai bentuk perhatian kepada WNI yang bermasalah,” katanya.

Setelah berkonsultasi dengan dr Glenn melalui salah satu staf perusahaan, diberikan resep obat untuk penyakit kulit yang diderita Untung. Pihak perusahaan juga sudah mengirimkan resep tersebut ke KBRI Tokyo, yang secara geografis dekat dengan Micronesia, agar bisa dicarikan di sana.

Dikabarkan sebelumnya, Untung adalah salah satu ABK yang diberangkatkan oleh PT PJS. Saat ini Untung tidak bisa bekerja karena sakit katarak dan penyakit kulit yang diderita.

Belum ada kepastian pemulangan karena Kepulauan Micronesia tempat Untung berada saat ini memberlakukan lockdown sampai 30 November mendatang. Hal tersebut membuat Pihak keluarga cemas dan melaporkan kepada Disnaker Pemalang.

“Kami sudah upayakan secara maksimal dengan menghubungi pihak-pihak terkait, salah satunya Kemenlu. Memang terkendala aturan otoritas negara yang bersangkutan, dalam hal ini pemberlakuan lockdown karena pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Namun kami tetap bertanggung jawab salah satunya dengan memberikan bantuan kepada yang bersangkutan,” kata Herman.

Ia berharap kepada pihak pemerintah Kepulauan Micronesia bisa mencabut status lockdown, sehingga penerbangan atau kapal penumpang keluar bisa dibuka kembali.

Penulis: Baktiawan Candheki
Editor: Faisal M

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini