Jalan Veteran, Mulyoharjo,Pemalang, Saksi Bisu Demam Batu Akik
- calendar_month Ming, 11 Okt 2020

Paeran Efendi (60) memasang batu akik ke ring cincin pilihan pembeli, Minggu 11 Oktober 2020.FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

Diceritakan Paeran, dulu saat batu akik tengah digandrungi masyarakat, omset penjualannya dalam satu hari bisa mencapai 7 sampai 8 Juta rupiah. Dituturkannya, kala itu jenis batu yang paling dicari adalah Black Opal,Ruby,Bacan Doko,Bio Solar, dan Sulaiman.
“Sekarang ini harga batu akik enggak tentu, ada yang 10 ribu,25 ribu, 1 juta ya ada, saya simpan. Yang dicari pembeli ya macam-macam, sesuai selera, kadang Kalimaya, Pirus, tapi barangnya susah. Yang murah itu akik, kalau permata ya mahal. Permata itu contohnya Kalimaya, Ruby,Black Saphire,†terang Paeran, sambil memasang batu akik ke cincin dengan palu kecil.
Setelah demam batu akik redup, omset penjualan Paeran setiap harinya pun menurun. Untuk menambah penghasilan, dia juga menjual jaket kulit bekas layak pakai.
“Sehari paling-paling ya 500 ribu, kadang kalo lagi laris ya 1 Juta, apalagi lagi musim pandemi begini. Ada efeknya lah, pasti,†ungkap Paeran.
Selain menjual batu akik, Paeran juga menjajakan ring cincin dan liontin untuk batu akik itu sendiri. Ada dua jenis material ring cincin dan liontin yang ia jual, titanium dan rhodium. Harganya pun relatif murah, tak akan menggemboskan kocek para pembeli.
“Kalau rhodium 15 sampai 20 ribu, titanium 40 sampai 50 ribu. Bedanya, kalau rhodium itu warna besinya bisa luntur, bisa iritasi di jari,†terangnya, sambil memasang batu akik ke ring cincindengan palu kecil.
Rahmat, salah satu pembeli, mengaku tetap mengoleksi batu akik karena memang sudah menjadi hobi. Kedatangannya ke lapak batu akik Paeran tak lain untuk membeli ring cincin yang bakal dipasang batu akik koleksinya.
- Penulis: puskapik