PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan meninjau tanggul Slamaran yang jebol pasca- musibah rob yang melanda sejak awal Juni 2020. Banyak kapal bersandar semrawut, diduga mengakibatkan tanggul jebol.
Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Nur Priyantomo, dan perwakilan dinas lainnya meninjau tanggul Slamaran dan tanggul Randujajar, Selasa 9 Juni 2020.
Saelany mengungkapkan, ternyata permasalahan yang ada di Slamaran ini terkait dengan kewenangan-kewanangan baik dengan Perindo maupun PPNP.
“Yang menjadi masalah di sini kedisplinan parkir kapal-kapal yang menjadi kewenangan Perindo dan PPNP. Pemkot akan segera mengkoordinasikan pihak-pihak tersebut karena adanya kapal-kapal yang bersandar di sini membawa dampak lingkungan,†terang Saelany.
Menurut Saelany selama ini adanya kapal-kapal yang parkir tidak diketahui apakah membawa kontribusi bagi masyarakat sekitar, sedangkan yang terjadi di sini merusak lingkungan.
“Ini mau kita keruk agak sulit karena ada kapal-kapal. Jika koordinasi dengan PPNP dan Perindo dilaksanakan paling tidak akan memudahkan proses di sini. Bahkan jika ke depannya ada kerjasama dengan masyarakat untuk mengurus parkir, mungkin masyarakat akan semakin peduli dengan lingkungan sehingga dapat memelihara bersama-sama,†ujar Saelany.
Sementara itu, Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Nur Priyantomo menambahkan, tanggul yang jebol di Kota Pekalongan ada di Slamaran, Randudjajar, Pabean. Tirto, Bremi, dan Meduri. Di Slamaran akan dibbuat tanggul sepanjang 510 meter, kemudian di Sungai Sibulan sepanjang 700 meter.
“Ini akan cepat kita kerjakan karena perediksi BMKG pada bulan Juni ini masih tinggi gelombangnya. Kita akan kebut, minimal mengurangi genangan di Slamaran,†papar Nur.
Kontributor : Suryo Sukarno
Editor : Amin Nurrokhman