TEGAL (PUSKAPIK)– Sebagai salah satu Rumah Sakit rujukan pasien virus corona atau covid-19,RSUD Dokter Soeselo Slawi, Kabupaten Tegal, telah menyiapkan empat ruang isolasi, yang diperuntukan khusus untuk pasien Covid-19. Selain itu Tim Medis khusus pasien Corona di Rumah Sakit itu juga telah dibentuk. Namun ketersediaan masker di RSUD itu masih minim.
Namun demikian, bukan berarti rumah sakit plat merah itu telah siap 100 persen, jika terjadi kasus pasien Covod-19. Sejumlah kekurangan masih ditemui. Antara lain soal ketersediaan masker dan Alat Pelindung Diri (APD) atau pakaian khusus corona, di rumah sakit Soeselo masih sangat minim.
Padahal, Kabupaten Tegal dan sekitarnya merupakan kategori daerah rawan penyebaran virus corona. Mengingat banyak warganya yang menjadi TKI di negara-negara yang berisiko terinfeksi Covid-19. Hal ini tentunya perlu diantisipasi dengan ketersediaan masker dan APD dalam jumlah banyak. Sebab, jika sampai kurang tentu akan mengganggu pelayanan.
Direktur RSUD Dokter Soeselo, Guntur Muhammad Taqwin, mengatakan, ketersediaan masker dan APD di Rumah Sakit yang dipimpinnya masih ada, tapi jumlahnya tidak banyak. Pihaknya sudah berusaha memesan tapi semuanya kosong.
Menurut Guntur, persedian APD sudah dilakukan sebagai antisipasai jika ada kasus covid-19 yang ditangani. APD hanya bisa sekali pakai setelah dipergunakan. Karena itu pihaknya meminta dukungan Kementerian Kesehatan untuk pemenuhan APD.
“Kita akan meminta dukungan ke kementerian kesehatan agar memenuhi APD. Sebab, kita pesan kemana-mana juga kosong,” ujar Guntur, kepada Puskapik, Kamis (05/03/2020)
Sementara, Anggota Komisi IX DPR RI, Dewi Aryani, meminta pemerintah melakukan investigasi terhadap produsen, distributor dan importir terkait kelangkaan masker dan APD, apakah bermuara dari produsen atau karena ada oknum yang melakukan penimbunan atau kendala pada importir.
“Pemerintah harus lakukan investigasi. Kita fokuskan pada produsen dalam negeri dan distributor. Jangan sampai masih berproduksi ternyata ditimbun oleh distributor,” ujar Dewi Aryani, usai melihat kesiapan ruang isolasi virus corona di RSUD Dokter Soeselo, Rabu siang (04/03/2020)
Wakil rakyat yang akrab disapa Dear itu, menambahkan, jika ternyata ada kendala di produsen yang mengakibatkan produksi terhenti, harus dicari tahu bahan material apa yang menghambat. Apakah material tersebut bisa dipenuhi dari dalam negeri atau diimpor.
“Kalau ada sesuatu yang harus diimpor dan saat ini tidak bisa diperoleh, Litbangkes harus memproduksi masker dengan row material yang semuanya asli Indonesia,” ujarnya.(WIJ)