PUSKAPIK.COM, Tegal – Tingginya jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Tegal menjadi perhatian serius Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) setempat. Berdasarkan data terbaru, sedikitnya 1.420 anak di Kota Bahari tercatat belum mengenyam pendidikan formal.
Kondisi ini mendorong Disdikbud Tegal untuk menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendidikan Nonformal/ Kesetaraan, di Ruang Rapat Setda Kota Tegal, Rabu-Kamis (6-7/8/2025).
Mengusung tema ‘Implementasi Kurikulum Pendidikan Non Formal/ Kesetaraan dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)’ bimtek ini diharapkan menjadi langkah strategis untuk menjawab tantangan rendahnya partisipasi pendidikan di kalangan ATS.
“Ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan kondisi nyata di lapangan. Kami ingin memberikan akses pendidikan yang lebih bermakna bagi semua,” ujar Kepala Bidang Pembinaan Paud dan Pendidikan Nonformal (P2PNF) Disdikbud Kota Tegal, Trismanto.
Sebanyak 30 peserta dari 12 lembaga kesetaraan hadir dalam pelatihan ini. Mereka dibekali tiga materi kunci, yakni Implementasi Kurikulum Deep Learning, Asesmen Deep Learning dan Perencanaan Pembelajaran.
Menurut Kepala Seksi Kelembagaan dan Kesiswaan Bidang P2PNF, Senantiasa Haem, pendekatan deep learning menjadi kunci menciptakan proses belajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga menggugah dan relevan dengan kebutuhan zaman.
“Kami ingin pamong belajar dan tutor mampu menyusun pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual dan berdampak nyata bagi warga belajar,” tegasnya.
Sebagai bagian dari solusi, Disdikbud juga terus mendorong program Sekolah Olih Ijasah (Sekoja). Tahun ini, program tersebut ditargetkan menjangkau 75 warga belajar yang terdiri dari 15 orang Paket A, 30 orang Paket B dan 30 orang Paket C.
Melalui bimtek tersebut, diharapkan tutor dan pamong belajar bisa lebih siap menghadirkan pendidikan yang inklusif dan efektif dalam menekan angka ATS di Kota Tegal. **
Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :
