Cegah Stunting, Emak-emak di Beluk Pemalang Diajari Gizi Seimbang Anak

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Kesadaran akan pentingnya gizi seimbang pada anak usia dini terus menjadi perhatian di Kabupaten Pemalang sebagai salah satu upaya mencegah stunting dengan mengandalkan peran ibu dalam keluarga.

Upaya membangun kesadaran gizi anak itu salah satunya ditunjukkan melalui sosialisasi “Pentingnya Gizi Seimbang bagi Anak” di TPQ Roudotul Muflihat, Desa Beluk, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang, Rabu (6/8/2025).

Sosialisasi ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat oleh Titi Haryanti, mahasiswa Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dari Universitas Ma’Arif Nahdlatul Ulama Kebumen.

Dalam paparannya, Titi Haryanti menekankan pentingnya pemenuhan gizi anak pada masa golden age usia 0 hingga 5 tahun yang merupakan periode emas perkembangan anak. Dimana otak dan tubuh anak berkembang dengan pesat.

“Jika kebutuhan gizinya tidak terpenuhi secara optimal, akan berdampak jangka panjang terhadap kesehatan, kemampuan belajar, bahkan produktivitas anak saat dewasa nanti,” jelasnya.

Titi juga menjelaskan bahwa stunting—suatu kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis—masih menjadi ancaman serius, terutama di wilayah pedesaan. Angka stunting di Kabupaten Pemalang sendiri tergolong masih tinggi.

“Salah satu penyebab utama stunting adalah kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pola makan sehat dan gizi seimbang.” tuturnya.

Lebih jauh, Titi pun menekankan porsi seimbang makanan anak yang mencakup karbohidrat, protein, sayur, dan buah dalam setiap kali makan. Ia juga memberikan contoh menu harian bergizi dengan bahan-bahan lokal yang terjangkau.

“Kadang ibu-ibu merasa makanan mahal itu sehat. Padahal banyak sekali bahan makanan lokal yang bergizi tinggi dan murah, seperti tempe, ikan, bayam, telur, dan buah musiman,” tambahnya.

Dirinya mengingatkan agar ibu-ibu orang tua murid TPQ Roudotul Muflihat mengurangi pemberian makanan instan, gorengan, atau makanan tinggi gula dan garam yang kurang baik bagi tumbuh kembang anak.

“Sebetulnya makanan asli Indonesia itu jauh lebih sehat. Cara pengolahannya juga lebih sehat, kebanyakan makanan asli Indonesia kan dikukus, nah itu jauh lebih sehat dibanding yang goreng-goreng seperti sosis, nuget,” ujarnya.

Antusiasme para peserta sosialisasi terlihat dari aktifnya mereka dalam sesi tanya jawab. Sosialisasi ini turut mendapat pendampingan dari Dosen Pembimbing Universitas Ma’arif Nahdatul Ulama Kebumen, Dr Aprilia Wahyuning Fitri M.Pd.

Melalui kegiatan ini, Titi Haryanti berharap dapat berkontribusi dalam upaya menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas generasi masa depan dengan menekankan pentingnya peran ibu sebagai pengatur pola makan keluarga. **

Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!