PUSKAPIK.COM, Pemalang – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mulai menggunakan air spam (sistem penyediaan air minum) untuk meminimalisir penurunan muka tanah.
Penurunan muka tanah ini yang kemudian menjadi faktor pemicu bencana rob di wilayah pesisir Pantura Jawa Tengah, disamping persoalan pasang air laut, perubahan tata ruang, serta kurangnya intervensi struktural yang berkelanjutan.
“Penurunan tanah di wilayah kita setiap tahun hampir 8 sampai 13 sentimeter.” kata Ahmad Luthfi saat acara tanam mangrove bersama Ketua MPR RI, Ahmad Muzani di Pantai Kertosari, Kecamatan Ulujami, Pemalang, Jumat (27/6/2025).
Dikatakan Ahmad Luthfi, masyarakat di Jawa Tengah harus dididik untuk menggunakan spam. Ia pun meminta bupati dan walikota menggalakkan penggunaan air spam untuk membatasi pengambilan air tanah.
“Perda air tanah segera kita godok, agar pemakaian air tanah 1 tahun, menjadi 3 bulan,” kata Ahmad Luthfi.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam penanganan banjir rob di wilayah pesisir Pantura, khususnya di wilayah Sayung Kabupaten Demak yang kondisinya sudah sangat parah.
Upaya penanganan rob itu antara lain dengan penanaman mangrove lewat program ‘Mageri Segoro’, pembangunan giant sea wall, hingga pembangunan kolam penampungan air (kolam retensi).
“Giant sea wall Jawa Tengah sudah dapat, dan itu sudah dilakukan sejak tahun 2022, yaitu antara Semarang – Demak. Nanti akhir 2026 sudah fungsional. Tepatnya di Sayung.” jelasnya.
Pemerintah juga membangun 2 kolam retensi yaitu kolam retensi Sri Wulan di Sayung Demkar seluas 36 hektare yang mampu menampung 1,6 juta meter kubir dan kolam Terboyo di Semarang yang mampu menamping 6,9 juta meter kubik air.
“Jadi dengan adanya giant sea wall, kolam retensi akan dibuat, termasuk dalam anggaran yang Rp 10,9 triliun itu, doakan agar akhir 2026 wilayah Sayung sudah clear dari rob.” pungkasnya. **
Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :
