PUSKAPIK.COM, Brebes – Pemerintah Kabupaten Brebes terus menggencarkan implementasi program unggulan Bupati Paramitha Widya Kusuma bertajuk “Beresi Pupuk” atau Bersama Rakyat, Efektifkan Sistem Distribusi Pupuk.
Langkah ini ditujukan untuk memastikan petani mendapatkan akses pupuk bersubsidi secara adil, mudah, dan tepat sasaran, sekaligus mengakhiri dominasi spekulan dalam distribusi pupuk.
Program Beresi Pupuk bukan hanya soal distribusi, melainkan tentang membongkar praktik yang merugikan banyak petani di Brebes yang mengeluh soal kelangkaan pupuk bersubsidi.
Bukan karena pupuk tak ada, tapi karena sistem distribusinya dikendalikan oleh spekulan dan calo yang bermain di tengah rantai.
Bupati Paramitha merespons kondisi ini dengan langkah tegas, yaitu membuka akses langsung petani ke pupuk melalui teknologi dan integrasi data.
Melalui aplikasi iPubers, identitas petani terverifikasi, kebutuhan pupuk tercatat real-time, dan penyaluran diawasi secara digital.
“Kami ingin memastikan tak ada lagi petani dipaksa membeli pupuk non-subsidi karena yang subsidi ‘katanya habis’. Dengan Beresi Pupuk, kami ingin petani dihormati, bukan dimanfaatkan,” kata Bupati.
Sebagai bagian dari realisasi program tersebut, Plh Sekda Brebes Dr Tahroni M.Pd meresmikan Kios Pupuk Lengkap (KPL) Unggul Perkasa milik BUMDes Desa Limbangan, Kecamatan Kersana, pada Rabu (18/6/2025) siang.
“KPL milik BUMDes Desa Limbangan ini menjadi pionir, semoga bisa diikuti oleh desa-desa yang lain, terpenting jangan sampai masyarakat dihentikan terkait pemerataan pupuk yang dulu banyak dipengaruhi oleh spekulan-spekulan, sekarang dengan adanya kios ini bisa terjawab dan masyarakat bisa merasakan manfaatnya,” ucap Tahroni saat meresmikan kios.
KPL ini menjadi perwujudan langsung dari semangat Beresi Pupuk yang dicanangkan Bupati Paramitha.
Sistem layanan yang digunakan telah terintegrasi dengan aplikasi iPubers milik Kementerian Pertanian, sehingga petani hanya perlu menunjukkan KTP saat melakukan penebusan pupuk.
Tahroni menegaskan, program Beresi Pupuk merupakan bagian dari visi-misi strategis Bupati Brebes dalam membenahi sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi daerah.
“Peresmian kios pupuk merupakan simbol dari semangat gotong royong, pemberdayaan desa, dan komitmen bersama untuk memperkuat ketahanan pangan,” lanjut Tahroni.
Dalam konteks ini, Pemerintah Desa Limbangan dinilai progresif karena mendukung upaya Bupati dalam melakukan reformasi distribusi pupuk dari tingkat bawah.
“Saya mengapresiasi langkah Pemerintah Desa Limbangan dan BUMDes yang luar biasa progresif menghadirkan KPL Unggul Perkasa ini. Dengan demikian distribusi pupuk akan lebih cepat, lebih tepat, dan lebih mudah dijangkau oleh para petani,” jelasnya.
Mengutip data e-RDKK, Tahroni menyampaikan bahwa 137.774 petani telah terdaftar, dengan rencana tanam tahun 2025 mencapai hampir 196.000 hektar.
Sistem yang berbasis aplikasi memperkuat ketepatan data dan mempercepat penyaluran.
“Untuk petani yang belum terdaftar atau datanya belum valid, jangan khawatir bisa tetap melakukan penebusan pupuk dengan menunjukkan KTP yang akan dipindai langsung melalui aplikasi,” jelas Tahroni, menyampaikan kebijakan inklusif dalam program ini.
Lebih dari sekadar layanan, KPL juga diarahkan menjadi motor penggerak ekonomi desa. Dengan dikelola oleh BUMDes, keuntungan kios akan kembali ke masyarakat desa, sesuai semangat kemandirian desa yang diusung Bupati.
“Saya titip pesan untuk semua pihak baik perangkat desa, pengelola kios, distributor, hingga para petani, mari kita jaga bersama integritas dan transparansi dalam proses penyaluran pupuk, jangan sampai ada praktik yang merugikan petani,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Brebes Furqon Amperawan merinci alokasi pupuk bersubsidi 2025, Urea sebanyak 43.500 ton, NPK sebanyak 21.500 ton, Organik sebanyak 1.750 ton. Jumlah distributor sebanyak 13, dan jumlah KPL sekitar 170 kios.
“Komoditas yang memperoleh pupuk bersubsidi untuk yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, tebu, kopi, kakao dan ubi kayu,” beber Furqon.
Furkon mengatakan, Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan, Urea Rp2.250/kg, NPK Rp2.300/kg, Organik Rp800/kg. Distribusi bisa dilakukan melalui kartu tani maupun KTP yang terverifikasi melalui iPubers.
“Petani tinggal datang, petugas kios akan menginput jumlah transaksi penebusan pupuk bersubsidi petani. Setelah itu menandatangani nota penjualan, dan setelah transaksi petani dan barang yang ditebus di foto menggunakan aplikasi yang sudah dilengkapi geotagging atau timestamp,” tandasnya.
Dukungan juga datang dari PT Pupuk Indonesia. Manager Area Jateng II, Yusuf, menyebutkan bahwa stok pupuk di Kabupaten Brebes sangat aman.
Gudang Bulakamba, untuk pupuk Urea ada 2.334 ton, NPK 1.092 ton. Sedangkan di Gudang Wanasari, untuk Urea 1.246 ton, dan NPK 2.861 ton.
“Ketersediaan pupuk inipun masih akan dikirim terus dari produsen yakni oleh Pupuk Kujang dan Pupuk Petrokimia Gresik,” pungkas Yusuf.
Dengan program Beresi Pupuk, Bupati Brebes memastikan bahwa pupuk kembali menjadi hak petani, bukan alat permainan segelintir orang. Distribusi digital, BUMDes yang aktif, dan kios berbasis desa menjadi tiga kunci untuk menghadirkan keadilan pupuk di Brebes. **
Berita Lainnya di SMPANTURA.NEWS :
