Musim Hujan Belum Pengaruhi Produksi Padi di Pemalang

0
Petani merawat tanaman padi, di Kecamatan Taman, Pemalang. Jumat (07/02/2020). FOTO/ PUSKAPIK/APRILIANI DWI RIZMADARA

PEMALANG(PUSKAPIK)– Musim penghujan menjadi kendala produksi padi. Faktor cuaca  dan tidak adanya tempat pengeringan, menjadikan produksi padi berkurang.  Meskipun hasil panen untuk wilayah Pemalang, belum terpengaruh karena tingginya intensitas hujan.

Slamet Edi Riyanto, Kepala Seksi Produksi Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian, Pemalang, kepada puskapik.com, Jumat (07/02/2020), mengatakan, dengan berkurangnya produski, mempengaruhi harga pada penebasan. “Di musim kemarau 1/4 hektare, harga bisa sampai Rp 5 juta, di musim penghujan menjadi Rp 3 juta perhektare,” ujar Slamet.

Bulan Januari 2020, sudah masuk Musim Tanam (MT) 1. Di wilayah Pemalang, kata Slamet Edi, sudah 3 kali tanam padi. Namun sejumlah lahan sawah mengalami gagal tanam. ”Kegagalan umumnya karena sawah kebanjiran. Ini mempengaruhi biaya tanam. Karena dua kali tanam. Tapi gagal tanam ini hanya dialami oleh sejumlah petani,” ujar Slamet.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dipertan Pemalang, Prayitno,  mengatakan, hama untuk saat ini belum sampai ke tingkat ancaman. Petugas juga akan mengkategorikan, dan merekomendasi obat pembasmi hama yang digunakan. “Petugas lapangan akan mengamati, apabila keadaan tanaman sudah darurat terkena hama, kami akan segera memberikan obat, sesuai kebutuhan,” kata Prayitno.

Menurut prayitno, sampai awal Februari tahun ini belum ditemukan sawah puso atau  gagal panen. Kondisi ini berbeda dengan tahun 2019 lalu. Pada bulan Juni lalu, sawah di Kecamatan Belik mengalami Puso sejumlah 39 hektare. Bulan Juli, di Kecamatan Pemalang, Comal, Ulujami, dan Watukumpul dengan jumlah 610 hektare, sedangkan bulan Agustus, Kecamatan Bantarbolang, Moga, Warungpring, dan Watukumpul dengan jumlah 555 hektare.(ADR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini