Tuntutan Pedagang Eks Taman Poci Dikabulkan

0
Sejumlah pengurus ORPETA bersama Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi (dua dari kiri) usai berdialog dengan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, di ruang kerja Wali Kota, Kamis sore (06/02/2020).FOTO/PUSKAPIK/WIJ

TEGAL (PUSKAPIK) – Pemerintah Kota Tegal akhirnya merespon tuntutan para pedagang eks Taman Poci yang menginginkan relokasi lahan untuk berjualan. Kabar menggembirakan ini muncul setelah sejumlah perwakilan Organisasi Pedagang Eks Taman Poci (ORPETA ) diterima berdialog dengan Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, di ruang kerja Wali Kota, Kamis Sore (06/02/2020).

Dalam dialog itu juga lahir sebuah kesepakatan bahwa para pengurus ORPETA dan para Pedagang Kaki Lima (PKL) mendukung penuh penataan kota, khususnya Taman Pancasila.

“Bahwa kita sudah sepakat, ini pengurus Orpeta juga sepakat, khususnya penataan kota khususnya Taman Poci, Taman Pancasila, para PKL ini mendukung penuh,” ujar Dedy Yon.

Dedy Yon menambahkan, pihaknya menginginkan agar para pedagang bisa berdagang kembali dan mendapatkan penghasilan. Untuk itu pihaknya telah memiliki rencana tempat relokasi untuk para pedagang eks Taman Poci, yakni di Jalan Ahmad Dahlan, belakang BRI, Pasar Malam Alun-alun dan PPIB.

“Mereka (para pedagang) nanti dialokasikan di tempat strategis agar bisa berdagang kembali dan mendapatkan penghasilan. Kita akan lihat dulu lokasinya baru kita putuskan,” kata Dedy Yon.

Ketua ORPETA, Edi, mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan soal tempat relokasi yang ditawarkan Pemerintah Kota Tegal yang penting ramai sehingga bisa laku.

“Sebenarnya kita siap dimana saja. Asalkan bisa baiklah, laku, ramai dan dagangan bisa laku,” kata Edi.

Meski Pemerintah Kota Tegal telah memiliki beberapa alternatif lokasi, namun para pedagang sebenarnya menginginkan direlokasi ke halaman Gedung Birao atau ke Menara PDAM yang tidak jauh dari lokasi Taman Pancasila.

“Halaman PDAM gak bisa, halaman Birao gak bisa. Mau gimana lagi, karena keterbatasan lahan,” kata Edi.
Edi dan para pengurus ORPETA lainnya berharap relokasi dilakukan secepatnya.

“Yang bikin kita bingung sudah dua minggu belum berjualan. Sementara tuntutan ekonomi harus segera dipenuhi,” ujar Edi.(WIJ)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini