PUSKAPIK.COM, Pemalang – Langit teduh beriring rintik gerimis masih menyelimuti Kabupaten Pemalang menjelang sore, Rabu (29/1/2025). Hujan pagi hari menyisakan genangan di tepi jalanan kota.
Lalu lalang kendaraan pun tampak tak terburu-buru seperti biasanya. Pedagang kaki lima mulai sibuk menyiapkan lapak. Penjaga toko menyapu kios sebelum pulang ke rumah melepas lelahnya.
Sementara itu, Sri (38) masih menata tangkai-tangkai bunga yang dijajakannya di sudut pertigaan Jalan Kenanga, Pelutan. Bunga berwarna cerah itu mengundang sekelibat mata yang melihatnya.
Baca Juga

Sudah setengah tahun Sri membuka lapak bunga di sudut Jalan Kenanga Pelutan dan emperan toko Jalan Jenderal Sudirman Pemalang itu. Ia biasa menjajakan bunga sejak sore hingga malam.
Ada berbagai macam jenis bunga yang dijualnya, mulai dari Krisan, Pikok, Mawar Merah, Sedap Malam, bunga Matahari, hingga lili. Dari sekian jenis itu, kata Sri, bunga Matahari jadi primadona.
“Sehari biasanya kita stock bunga sampai puluhan tangkai. Harganya per-tangkai mulai dari Rp 10 Ribu sampai Rp 30 ribu kayak bunga Matahari terus lili.” tutur Sri sembari menata bunga.
Belakangan, bunga-bunga segar cukup ramai diminati di Kabupaten Pemalang. Para peminatnya, rata-rata adalah muda-mudi yang tengah kasmaran, sebagai hadiah untuk pasangan.
“Iya, biasanya yang beli itu pasangan-pasangan, mampir beli bunga kesini buat pacarnya.” ungkapnya.
Biasanya bunga segar ini laris manis saat hari atau momentum tertentu. Bertangkai-tangkai bunga bisa habis. Para pembeli pun terkadang harus memesan bunga jauh-jauh untuk menyiapkan momentum itu.
“Omzetnya ta bisa ratusan ribu, biasanya ramai kalau momentum tertentu, misalnya Hari Valentine atau Hari Guru.” ujar Sri.
Selain bunga segar bakal hadiah pasangan, Sri juga menjual bunga-bunga tabur seperti penjual-penjual bunga pada umumnya. (**)
Baca Juga
