PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Banjir yang merendam wilayah Kota dan Kabupaten Pekalongan hingga hampir satu meter tidak menyurutkan semangat warga untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu, Rabu (27/11). Dengan penuh antusias, warga menerjang banjir, baik dengan berjalan kaki maupun menggunakan rakit, untuk menuju tempat pemungutan suara (TPS).
Banjir yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Bremi ini membuat sejumlah lokasi di Pekalongan terendam air hingga ketinggian 50 cm sampai satu meter. Meski begitu, proses pemungutan suara tetap berjalan normal di sebagian besar TPS.
Warga dari berbagai kalangan, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, hingga pemuda, terlihat semangat menuju TPS untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah serta Wali Kota/Wakil Wali Kota atau Bupati/Wakil Bupati Pekalongan.
Baca Juga
“Saya harus tetap mencoblos, meskipun banjir. Ini penting untuk masa depan kita,” kata Khomsiah, warga Kelurahan Pasir Kraton Kramat.
Rizqon, warga lain, menambahkan, “Kami sudah terbiasa dengan banjir. Jadi, tidak masalah asal bisa memilih,” ujarnya.
Kelurahan Pasir Kraton Kramat di Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan, menjadi salah satu lokasi terparah. Selain itu, banjir juga merendam Desa Jeruksari, Karangjompo, dan Tegaldowo di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan.
Berdasarkan data dari KPU Kota Pekalongan, terdapat 430 TPS dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 232.064 orang. Lima TPS dinyatakan rawan banjir, dengan dua di antaranya dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Sementara itu, di Kabupaten Pekalongan, terdapat 1.481 TPS dengan DPT sebanyak 735.829 orang. Lima TPS di wilayah tersebut juga dipindahkan akibat genangan banjir yang tak memungkinkan untuk pemungutan suara.
Meskipun kondisi banjir cukup memprihatinkan, semangat warga Pekalongan untuk berpartisipasi dalam pemilu patut diapresiasi sebagai wujud tanggung jawab terhadap demokrasi. **
Baca Juga