PUSKAPIK.COM, Pekalongan – Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan saat ini dimanfaatkan untuk membuat suara, foto hingga video otomatis. Di tangan pemuda asal Kota Pekalongan tepatnya di daerah Setono Gang 2, bernama Falahy Mohamad berhasil membuat terobosan desain motif batik dengan memanfaatkan teknologi AI yang masih popular.
Sejak Oktober 2023 lalu, Falahy telah membuat berbagai macam motif batik yang dibuat reka ulangnya menggunakan teknologi komputer dan logika matematika dengan bantuan software Grasshopper Rhino dan 3d Sketchup. Ia menjadi satu-satunya di Kota Pekalongan yang pertama kali menerapkan teknologi AI dalam desain motif batik.
“Melalui metode parametrik, ratusan atau ribuan motif bisa dihasilkan dalam sekejap untuk mempermudah dan mempercepat desain batik tulis. Tentunya, hal ini masih bisa kita kontrol dan tidak sepenuhnya dikerjakan oleh komputasi. Jadi, kita bisa menggunakan teknologi ini untuk mempermudah desain batik tulis yang satu motif dalam satu kain,”ucap Falahy yang juga merupakan owner Studio Metaflora saat ditemui di kediamannya, Senin (14/10/2024).
Falahy mengaku, terobosan teknologi AI untuk batiknya tidak menghilangkan proses asli dari batik itu sendiri, namun mengkolaborasikan antara teknologi dengan budaya. Jika dibandingkan dengan batik asli, proses yang dihilangkan dalam batik AI ini adalah di bagian pembuatan motif. Sementara, proses pembatikannya masih dilakukan sesuai kaidah batik asli, yaitu dicanting oleh para pembatik memakai lilin atau malam bahkan pewarnanya menggunakan pewarna alam yang ramah lingkungan.
“Parametrik desain ini menggunakan kecerdasan logika matematika, dimana kita mengumpulkan satu ukuran yang dijadikan sebuah master desain. Dari master desain itulah kita bisa membuat motif yang baik. Motif yang kita pilih ini dituangkan ke dalam suatu kain yang semuanya masih menggunakan kaidah-kaidah batik secara manual. Dari pemanfaatan ini, kita ingin membuat pembaharuan motif batik yang ekologis dan menyesuaikan perkembangan teknologi,”terangnya.
Ia menyebutkan, beberapa motif batik AI yang berhasil diproduksinya antara lain batik Tambal 101 (satu kosong satu), batik Simplicity of Parang dan batik The Dancing of Truntum. Proses pengerjaan batik AI bisa berlangsung selama 3 minggu. Untuk harganya, dikarenakan ini merupakan batik tulis asli yang menggunakan bahan halus maka batik AI milik Falahy ini bisa mencapai harga Rp3-6 juta.
“Sementara untuk menyentuh pasar anak-anak muda, biasanya kita mendesain batik AI nya lebih sederhana untuk menghemat produksi sehingga harganya lebih murah, yaitu di bawah 1 juta rupiah,”tandasnya. (**)