PUSKAPIK.COM, Pemalang – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemalang mengadakan beragam pelatihan penanggulangan bencana kepada masyarakat, termasuk pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi.
Kepala BPBD Pemalang, Andri Adi, memaparkan, tahun ini pihaknya melaksanakan lima kegiatan dalam rangka penanggulangan bencana alam dan non-alam. Tujuannya agar masyarakat siap jika sewaktu-waktu bencana melanda.
Kelimanya yakni Sipena Mulana (sosialisasi penanggulangan bencana menuju sekolah aman bencana), Desa Tangguh Bencana, Simulasi Penanggulangan Bencana, Bimbingan Teknis Penanggulangan Bencana, dan Penyusunan Kajian Risiko Bencana 2025-2029.
Baca Juga
“Kegiatan ini dapat sebagai langkah antisipasi berbagai bencana termasuk gempa bumi.” terang Andri Adi kepada wartawan, Rabu (21/8/2024)
Pelatihan penanggulangan bencana gempa bumi tetap diadakan, meskipun Kabupaten Pemalang tak masuk dalam peta persebaran potensi gempa megathrust yang belakangan menjadi perhatian publik.
“Pemahaman referensi yang kami pahami untuk Megathrust lebih banyak di pantai selatan. Adapun di Pantura juga ada sesar aktif namun bukan dalam kategori megathrust. Potensinya rendah sampai sedang.” kata Andri.
Diketahui, berdasarkan keterangan BMKG, ada 4 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang masuk wilayah beresiko darurat, yaitu Purworejo, Wonogiri, Cilacap, dan Kebumen.
Dalam pelatihan-pelatihan penanggulangan bencana yang diadakan BPBD, salah satunya ditujukan khusus untuk pelajar yaitu Sipena Mulana yang diadakan di dua sekolah area rawan bencana di Kecamatan Ulujami.
Pasalnya, wilayah tersebut masuk dalam zona rawan bencana akibat penurunan daratan sehingga air laut masuk ke pemukiman menyebabkan banjir rob. **
Baca Juga