PEKALONGAN (PUSKAPIK) – Layanan Konseling Pendidikan (Lakon-dik) yang diluncurkan pada awal Mei 2019 oleh Dinas Pendidikan Kota Pekalongan dinilai berhasil menjalan tugasnya. Terbukti layanan ini efektif menangani sebanyak 85 pengaduan permasalahan pendidikan yang masuk selama 2019.
Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal, Triyono menyampaikan, Lakon-dik dibentuk sebagai tempat layanan konseling untuk membantu sekolah dan masyarakat umum, khususnya para orang tua yang anaknya memiliki permasalahan pendidikan atau kesulitan dalam memberi pengasuhan.
“Lakon-dik ini merupakan program inovasi dari Dinas Pendidikan Kota Pekalongan dalam memberikan layanan pendidikan konseling kepada orang tua maupun siswa yang saat di sekolah mengalami permasalahan belum tuntas atau belum terselesaikan,†kata Triyono saat ditemui di kantornya, Rabu (22/1/2020).
Dituturkan Triyono, para orang tua dan sekolah maupun masyarakat umum (klien) dapat memanfaatkan layanan konseling ini dengan datang langsung ke Kantor Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Jalan Maninjau Nomor 16-18, Kelurahan Noyontaansari, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan. Layanan tersebut dibuka saat jam kerja kantor yakni Senin-Jumat pukul 08.00-16.00, tanpa dipungut biaya apapun (gratis).
“Dalam operasionalnya, layanan konseling ini disiapkan lima tenaga psikolog (konselor) berkompeten yang akan membantu menangani permasalahan klien hingga tuntas, memberikan motivasi, semangat, dan solusi penanganan terbaiknya kepada klien yang bersangkutan,” kata Triyono.
Hal senada diungkapkan Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan PAUD, Sherly Imanda Hidayah. Dia membenarkan 85 pengaduan yang masuk selama 2019, sangat beragam. Antara lain permasalahan anak mogok sekolah, kebingungan orang tua menyekolahkan anaknya belum tepat umur, kasus bullying di sekolah, kecanduan gadget yang menyebabkan prestasi anak turun, dan sebagainya.
“Alhamdulillah selama ini permasalahan klien tertangani dengan baik, yang dikonsultasikan mereka biasanya menjelang Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ini, terutama yang sangat banyak, anak yang tidak mau berangkat sekolah, prestasi menurun, kami berikan motivasi dan semangat anak tersebut agar tetap mau sekolah. Terlebih juga kami sangat menerima layanan konseling bagi orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus yang memang butuh penanganan khusus saat menerima proses belajar mengajar baik di sekolah reguler, SLB maupun sekolah inklusi,” kaya Sherly.
Sherly menambahkan, klien yang melakukan konseling tidak hanya datang dari warga Kota Pekalongan, melainkan dari luar Kota Pekalongan dan sekitarnya yang menyekolahkan anaknya di Kota Pekalongan.
“Klien yang berkonsultasi ke kami cukup banyak, rata-rata satu bulan bisa 10-15 klien. Mereka tidak hanya dari Kota Pekalongan saja tapi juga dari luar daerah Kota Pekalongan. Kami juga bersinergi dengan pihak sekolah baik kepala sekolah, guru-guru, dan babinkamtibmas untuk senantiasa berkoordinasi kepada kami membantu menginformasikan jika ada anak-anak yang mengalami permasalahan pendidikan untuk segera ditangani,” kata Sherly.(YON)