Wow, Nilai Ekspor Kota Pekalongan Tembus USD22,926 Juta

Nilai ekspor Kota Pekalongan selama 2019 mencapai USD22,926 juta atau sekitar lebih dari Rp313 miliar. FOTO/PUSKAPIK/YON

PEKALONGAN (PUSKAPIK) – Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) Kota Pekalongan mencatat realisasi nilai ekspor selama 2019 mencapai USD22,926 juta atau sekitar lebih dari Rp313 miliar. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar USD19,6 juta.

Kepala Bidang Perdagangan Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Sri Haryati, Selasa (21/1/2020), mengatakan, kenaikan nilai ekspor ini juga diikuti dengan kenaikan volume ekspor sebesar 8,92 juta kilogram yang dihasilkan dari 21 pelaku usaha ekspor (eksportir) Kota Pekalongan di bawah naungan Dindagkop-UKM.

“Alhamdulillah dari tahun ke tahun realisasi nilai ekspor Kota Pekalongan terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena memang ada penambahan dari pelaku ekspor maupun jumlah volume ekspor,” kata Haryati.

Dari 21 pelaku usaha yang melakukan ekspor, lanjut Haryati, sudah memenuhi syarat melakukan ekspor seperti harus berizin dan memiliki showroom sesuai dengan aturan berlaku.

Menurut Haryati, komoditi unggulan Kota Pekalongan yang berhasil diekspor di antaranya sarang burung walet, sarung batik, kain batik, olahan hasil perikanan, ikan asin, surimi, berbagai kerajinan serta teh yang menjadi komoditi baru dari Kota Pekalongan tahun 2019.

“Produk unggulan Kota Pekalongan tersebut menjadi langganan ekspor ke berbagai negara di dunia antara lain Malaysia, Korea, Amerika, Jepang, Spanyol, Thailand, Singapura, Sri Lanka, Jeddah, Australia, Taiwan, China, Dubai, Hongkong dan berbagai negara lainnya. Produk-produk dibuat perusahaan besar sampai pelaku Industri Kecil Menengah (IKM),” katanya.

Dindagkop-UKM akan terus berusaha meningkatkan nilai ekspor Kota Pekalongan setiap tahunnya dengan memberlakukan hasil pelaporan ekspor yang diminta sejak awal tahun ke perusahaan. Selain itu, rutin menggelar berbagai pelatihan ekspor kepada IKM baru, dengan bekerja sama dengan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) Kementerian Perdagangan RI untuk memacu mereka dapat melakukan kegiatan ekspor mandiri.

“Kami berusaha meminta laporan ke perusahaan-perusahaan setiap bulannya, mereka ada yang melalui pihak ketiga sehingga tidak tercatat di SKA Provinsi. Kami juga minta ke provinsi, kami kroscek dan sana nanti kirim ke kami. Alhamdulillah dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan yang telah kooperatif melaporkan hasil ekspornya dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kami juga bekerja sama dengan BBPPEI Kementerian Perdagangan RI untuk memberikan pelatihan kepada calon eksportir sehingga mereka paham bagaimana proses ekspor, menghitung hasil ekspor, mencari calon buyers dan sebagainya sehingga nilai ekspor Kota Pekalongan akan terus meningkat,” kata Haryati.(YON)

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!