Pantai Widuri Tempat Rekreasi Sejak Zaman Kolonial Belanda, Favorit Orang Eropa

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Widuri menjadi salah satu wilayah di pesisir Kabupaten Pemalang yang terkenal akan keindahan pantainya. Pantai Widuri pun menjadi wisata jujugan warga lokal maupun para pelancong untuk berekreasi saat mengisi waktu liburan mereka.

Ada fakta menarik dibalik kondangnya Wisata Pantai Widuri Pemalang. Rupanya, Widuri sudah menjadi tempat rekreasi dan tempat berbagai kegiatan sosial sejak tahun 1900-an saat masih era Kolonial Belanda. Widuri pun menjadi tempat favorit orang-orang Eropa pada zaman itu.

Hal ini diungkapkan Pamong Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pemalang, Dhiana Putri Larasaty. Fakta mengenai Widuri yang sudah menjadi tempat rekreasi favorit sejak zaman dulu itu terungkap dari berita-berita koran era kolonial Belanda.

Baca Juga

Loading RSS Feed

“Kami pernah melakukan penelitian melalui pendekatan historigrafi, dengan sumber primer rujukan koran Belanda. Pendekatan sosial dan antropologi ini berhasil mengungkapkan kesinambungan Desa Widuri sejak era kolonial hingga sekarang.” kata Dhiana, Senin (8/7/2024).

Sedikitnya ada 5 koran Belanda yang memberitakan tentang kegiatan rekreasi maupun kegiatan sosial di Widuri. Koran tersebut diantaranya Java Bode, De Locomotief, Bataviasch Niewsblad, Het Niews van Den Dag, dan De Preanger Bode.

Java Bode mengabarkan pengesahan Klub Menembak “Widuri” yang berada di Pemalang. Pemberitaan ini dimuat pada hari Rabu tanggal 1 Mei Tahun 1889. Java Bode sendiri nampaknya mengutip berita ini dari De Javasche Courant, koran Belanda yang lahir tahun 1828 di Batavia.

Surat kabar De Locomotief pada hari Selasa 19 November 1929 juga memberitakan tentang penyelenggaraan kompetisi menembak oleh Klub menembak “De Ruyter” di Lapangan Widuri yang akan dilaksanakan hari minggu tanggal 24 November mulai pukul 8 pagi.

Berita itu memuat persyaratan dan hadiah yang akan diperoleh bagi peserta. Hadiah bagi pemenang kompetisi menembak ini disponsori oleh pabrik gula Comal, Petarukan, Banjardawa dan Sumberharjo berupa medali emas dan perak serta hadiah mewah lainnya.

“Tajuk olahraga menembak mendominasi berita surat kabar tentanf Widuri yang
diberitakan hampir setiap kegiatannya oleh koran De Locomotief. Ini menjadi salah satu promosi di Hindia Belanda yang sedang gencar menggiatkan turisme bagi orang-orang Eropa saat itu.” kata Dhiana.

Sementara itu, Bataviasch Niewsblad berita tentang berita kematian C.J Beijnen, seorang kontrolir Belanda yang bertugas di Distrik Moga. Peristiwa kematian kontrolir Moga C.J Beijnen dimuat di beberapa harian Belanda termasuk Bataviasch Niewsblad dan koran De Locomotief.

Koran ini memberitakan kematian C.J Beijnen pada hari Sabtu tanggal 25 April tahun 1891. Selain itu, diberitakan bahwa jenazah C.J Beijnen dibawa dari Moga menuju ke kediaman asisten residen Belanda untuk kemudian dimakamkan di Desa Widuri.

Surat kabar Het Niews van Den Dag hanya satu kali menerbitkan berita tentang Widuri. Beritanya dimuat pada hari Kamis tanggal 25 Februari tahun 1932 tentang promosi pemutaran film terbaru berbahasa melayu berjudul ‘Atma De Visser’ di Widuri.

Film itu diproduksi oleh Krugers Filmbedrijfsf, sebuah perusahaan film yang berasal dari Bandung. Sinopsis ceritanya ditulis oleh Adolf te Hagen, diperankab pemeran 40 orang dan 12 tokoh utama yang semuanya merupakan warga bumiputra.

Terakhir, berita tentang Widuri dipublikasikan oleh koran De Preanger Bode. Berita itu berisi informasi pembangunan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pekerjaan yang dilakukan berupa pembangunan saluran irigasi yang dikenal dengan Saluran Grogek.

Isi koran De Preanger Bode tersebut mewartakan bahwa proyek pekerjaan pembangunan ini dilakukan oleh perusahaan Belanda bernama Nederlandsch Handels Maatschapij (NHM) yang juga pendiri Pabrik Gula Sumberharjo di Pemalang.

Nampaknya pembangunan saluran air ini bertujuan untuk kepentingan perkebunan gula. Pembangunan saluran grogek ini mencapai Sugihwaras dan Widuri, serta Bojongbata dan Paduraksa.

Kelima koran tersebut memberikan gambaran Widuri tempo dulu, saat orang-orang Eropa mulai berdatangan. Mereka membutuhkan sarana hiburan dan rekreasi untuk mengalihkan penat dan berkumpul bagi sesema perantau yang jauh dari negerinya.

“Didukung dengan bentang alam berupa hamparan pantai, pemandangan laut menjadikan Widuri sebagai objek wisata pilihan bagi orang-orang Eropa di Pemalang.” tutur Dhiana.

Koran-koran itu pun menjadi jejak sejarah yang memuat informasi bahwa Widuri sudah dimanfaatkan sebagai salah satu spot lokasi untuk rekreasi sejak era Hindia Belanda dan masih berlangsung hingga sekarang.

Hingga kini Wisata Pantai Widuri Pemalang pun masih menjadi tempat rekreasi favorit warga lokal maupun luar daerah. Kehadiran Objek Wisata air Widuri Water Park pada tahun 2008 menjadikan wilayah ini semakin populer, sayangnya kini objek wisata air itu mangkrak. **

Penulis : Eriko

Loading

Baca Juga

Loading RSS Feed
error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!