Perilaku Pemilih pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2020

0

Perilaku pemilih menjadi tema yang sangat menarik dalam proses kontestasi Pilkada Kabupaten Pemalang tahun 2020. Sosialisasi profil, gagasan maupun program kerja menjadi sangat penting untuk mempengaruhi dan mengajak masyarakat untuk mengikuti dan memilih pasangan calon yang didukungnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Perilaku Pemilih Pada Pilkada Kabupaten Pemalang Tahun 2022. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis perilaku pemilih pada pilkada Kabupaten Pemalang tahun 2020 dalam masa pandemi Covid-19, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini diambil sebanyak 480 dari jumlah DPT pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pemalang tahun 2020 adalah sebanyak 1.106.017 penduduk (KPU Kabupaten Pemalang, 2020). Teknik pengumpulan data yang digunakan kuesioner survey.

Data yang didapatkan dari populasi jumlah pemilih tetap pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Pemalang tahun 2020 adalah 1.106.017, maka ukuran sampelnya berdasarkan perhitungan diatas adalah 400 sampel atau responden, akan tetapi dengan pertimbangan jumlah sampel tiap desa terpilih adalah 20 orang maka Ukuran Sample dibulatkan menjadi 480 sampel dengan perhitungan dipembahasan selanjutnya yang memungkinkan.

Metode sampling yang digunakan adalah multistage random sampling. Secara sederhana, penggunaan metode ini terbilang cukup mudah untuk dipahami dan diaplikasikan. Metode multistage random sampling ini, dijalankan dengan beberapa jenjang pemilihan responden penelitian.

Pemilihan responden dalam survei ditentukan dengan penjenjangan variabel tertentu, contohnya, lokus penelitian secara bertahap. Semisal mulai dari tingkat Kecamatan, Kelurahan, Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), hingga menentukan responden dalam satu keluarga.

Dari masing-masing tahapan tersebut, pemilihan lokus dan juga responden dilakukan secara acak (random) dengan bantuan angka acak, sesuai jumlah yang telah ditentukan, dengan asumsi semua daerah (maupun responden) memiliki potensi keterpilihan yang sama. Setelah semua dijalankan, maka proses pengambilan data kepada responden sudah bisa dilaksanakan.

Hasil dan Pembahasan

Pemilihan umum yang baru dilaksanakan pada tanggal 9 Desember tahun 2020 yaitu pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak di Indonesia. Pilkada yang diselenggarakan oleh 270 daerah di Indonesia ini berbeda dari pemilihan umum sebelumnya karena pilkada serentak diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut memunculkan banyak fenomena menarik berkaitan dengan pilkada dan pandemi.

Salah satu daerah yang menyelenggarakan pilkada adalah Kabupaten Pemalang. Pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2020 sendiri terdapat 3 pasangan calon Bupati-Wakil Bupati yaitu 1) Agus Sukoco-Eko Priyono 2) Mukti Agung Wibowo-Mansur Hidayat 3) Iskandar Ali Syahbana-Akhmad Aguswardana.

Pandemi Covid-19 pada pilkada Kabupaten Pemalang tahun 2020 mengharuskan warganya untuk menaati protokol kesehatan guna mengurangi tingkat penyebaran virus Covid-19. Hal tersebut membuat penyelenggaraan pilkada Kabupaten Pemalang tahun 2020 harus sesuai protokol kesehatan yang berlaku. Pilkada di masa pandemi sarat perdebatan, sebab mengancam kesehatan masyarakat yang berimplikasi terhadap tingkat partisipasi di pilkada. Partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih yang menjadi indikator keberhasilan Pilkada.

Berdasarkan hasil survei LSI, terkait pilkada dan politik uang di masa wabah COVID-19 di akhir tahun 2020, hasilnya pengalaman politik uang warga cukup tinggi yakni 27,1 persen pernah ditawari uang/ barang agar memilih bupati/wali kota tertentu. 27 persen pemilih juga menilai politik uang sebagai tindakan yang wajar. Masyarakat akan berpikir bahwa politik uang dapat membantu mereka dalam perekonomian, terlebih kepada ibu rumah tangga yang beranggapan imbalan uang/barang dari pasangan calon akan membantu membeli kebutuhan rumah tangga.

Masyarakat memiliki pertimbangan tersendiri dalam menentukan pilihan. Pasangan cabup-cawabup mana yang akan dipilih. Pertimbangan dalam menentukan pilihan dapat berasal dari berbagai faktor, baik secara subjektif maupun objektif. Selain itu, dalam menentukan pilihan terdapat waktu yang berbeda antara satu dan yang lainnya dalam memantapkan pilihan politik. Adapun pertimbangan utama dalam memilih dan waktu memantapkan pilihan sebagai berikut:

1. Tertarik programnya 10% (48 responden)
2. Tertarik profile calon 7% (34 responden)
3. Kenal dekat keluarga/saudara/teman paslon 4% (19 responden)
4. Kenal dekat dengan keluarga paslon 9% (43 responden)
5. Kenal dengan paslon 0% (0 responden)
6. Dipengaruhi keluarga 20% (96 responden)
7. Dipengaruhi teman/tim sukses/tokoh 27% (130 responden)
8. Karena diberi imbalan 23% (110 responden)

Pertimbangan atau alasan responden memilih pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2020 itu menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat menyatakan pertimbangan utama dalam memilih paslon, yaitu karena dipengaruhi teman/ tim sukses/ tokoh (27%). 23% pemilih mempertimbangkan karena diberikan imbalan, 20% karena dipengaruhi oleh keluarga atau berdasarkan pada pilihan keluarga.

Hanya ada 10% yang memilih karena faktor ketertarikan pada programnya. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya faktor program maupun visi misi untuk mempengaruhi perilaku pemilih. Visi misi dan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat belum menjadi pertimbangan utama.

Pertimbangan figur calon kandidat atau profil calon hanya 7% saja. Artinya pemilih psikologis dengan pemilih rasional di kabupaten pemalang masih lebih rendah dibandingkan dengan kinerja tim sukses. Hal ini menandakan bahwa tim sukses atau tim pemenangan dari paslon akan sangat berpengaruh pergerakanya dilapangan untuk menarik pemilih, sedangkan tingkat memilih karena imbalan juga masih tinggi, sedikit sekali responden yang memilih karena programnya.

Pada dasarnya pemilih ketika ditanya tentang visi misi, program maupun profil yang bisa menyebut adalah dibawah 10%, sebagian besar tidak mengetahuinya bahkan cenderung kearah kurang memperhatikan tentang hal tersebut. Hal ini dimungkinkan karena mereka belum pernah mendapatkan sosialisasi atau pengetahuan tentang hal tersebut. Ini merupakan salah satu perilaku pemilih yang harus diantisipasi dan diberikan solusi. Jika hal tersebut dibiarkan mengakibatkan partisipasi pemilih tidak maksimal.

Kemudian mengenai pilihan Paslon pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2020, dari 480 responden 211 responden (44%) memilih Paslon Agung-Mansur, 158 responden (33%) memilih Paslon Agus-Eko dan 91 responden (19%) memilih Iskandar-Awe dan 19 responden (4%) tidak memilih. Hal ini jika dibandingkan dengan hasil dari KPU Kabupaten Pemalang akan berbanding lurus yaitu 45% memilih Paslon Agung-Mansur, 37% memilih Paslon Agus-Eko dan 18% memilih Iskandar-Awe.

Sementara dari segi keterpengaruhan pada Pilkada Kabupaten Pemalang 2022 yaitu :

1. Keluarga 23% (110 responden)
2. Tokoh masyarakat 10% (48 responden)
3. Ulama 16% (77 responden)
4. Tim sukses 43% (206 responden)
5. Yang lain 8% (38 responden)

Model mengontrol faktor lain yang secara positif terkait dengan jumlah pemilih, seperti usia dan pendidikan, yang signifikan secara statistik di Kabupaten Pemalang. Hasilnya konsisten dengan literatur, yang menemukan bahwa individu yang lebih tua dan mereka yang berpendidikan tinggi lebih mungkin untuk memilih. Identifikasi partai juga merupakan variabel yang berhubungan positif dengan tingkat partisipasi yang tinggi, seperti yang ditunjukkan oleh data penelitian, di mana hasilnya signifikan secara statistik.

Kekurangan yang dihadapi ilmuwan politik ketika bekerja dengan survei adalah bahwa tanggapan tidak selalu merupakan cerminan akurat dari perilaku individu. Meskipun mungkin lebih mudah untuk berasumsi bahwa responden hanya berbohong, ada juga kemungkinan bahwa seseorang mungkin benar-benar bingung atau lupa apakah dia memilih, terutama dalam kasus di mana pemilihan diadakan jauh sebelum survei dilakukan. Survei juga memiliki risiko kesalahan pengambilan sampel, yang dalam hal ini Tim perisai foundation melaporkan sebesar 5% (margin of error) untuk data yang diteliti. Selanjutnya, ketika mempelajari partisipasi pemilu, literatur mengungkapkan bahwa data survei biasanya mencerminkan tingkat partisipasi yang lebih tinggi dari pada laporan resmi pemerintah. Tantangan ini bukanlah hal baru; Rosenstone and Wolfinger menyatakan kembali pada tahun 1978 bahwa sejak tahun 1948 jumlah pemilih yang dilaporkan dalam survey sampel berkisar antara 5 persen dan 17 persen lebih tinggi dari perkiraan agregat.

Perbedaan ini mungkin ada hubungannya dengan ingatan seseorang tentang peristiwa – peristiwa itu. Selain itu, perbedaannya mungkin juga berkaitan dengan jumlah pemilihan yang ada di Indonesia. Dalam kasus pertama, Masyarakat dipanggil ke tempat pemungutan suara pada tahun 2019 dan 2020. Meski ketika dalam pengambilan data, responden berbohong masih mungkin terjadi, tapi tidak menutup kemungkinan banyak responden yang disurvei masih bisa mengingat tentang apa yang dia pilih di Tahun 2020.

KESIMPULAN

Dari 480 responden 44% memilih Paslon Agung-Mansur, 33% memilih Paslon Agus-Eko dan 19% memilih Iskandar-Awe dan 4% tidak memilih, dari semua responden yang menggunakan hak pilihnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu sebagian besar masyarakat menyatakan pertimbangan utama dalam memilih paslon, yaitu karena dipengaruhi teman/ tim sukses/ tokoh (27%). 23% pemilih mempertimbangkan karena diberikan imbalan, 20% karena dipengaruhi oleh keluarga atau berdasarkan pada pilihan keluarga.

Hanya ada 10% yang memilih karena faktor ketertarikan pada programnya. Hal ini menunjukkan bahwa masih rendahnya faktor program maupun visi misi untuk mempengaruhi perilaku pemilih. Visi misi dan program kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat belum menjadi pertimbangan utama. Pertimbangan figur calon kandidat atau profil calon hanya 7% saja.

Penulis : Iskandar Ali Syahbana ST, Profesor Budi Setiyono, Ph. D, M. Pol Admin, Dr Muhammad Adnan, Rahmawan Wicaksono, Sukron Khasani

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini