Cerita PSK Calam Pemalang, Tetap Mangkal Jelang Lebaran

0

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Bulan suci Ramadan tak jadi halangan bagi Mawar (bukan nama asli) untuk menjajakan diri kepada pria hidung belang yang ingin melampiaskan nafsu birahinya.

Ditengah dinginnya angin malam wanita 43 tahun itu mangkal di Kompleks Warung Remang-remang Calam yang berlokasi di Jalan Pantura sekitar Terminal Induk Tipe A Pemalang.

“Tapi saya hormati kok, kemarin awal Ramadan dua minggu libur. Cuma kalo libur terus mau makan apa, untung-untung kemarin ada bantuan PKH.” ungkapnya, Kamis 21 April 2022.

Mawar pun menuturkan selama bulan suci Ramadan ini, Aparat Kepolisian rutin melakukan razia. Namun dirinya membandel tetap mangkal dengan alasan untuk menyambung hidup.

“Kan kita cari uang untuk makan bukan untuk numpuk harta. Razia ya setiap hari bro, tapi kan itu memang tugas mereka (aparat).” tuturnya kepada Puskapik.com.

Janda lima anak itu juga mengaku, terpaksa menjajakan diri demi menghidupi dan menyekolahkan anak-anaknya. Mawar sendiri sudah menjalani pekerjaan ini sejak 7 tahun silam.

“Yang penting anak bisa sekolah, enggak lebih, lihat kaya anak-anak jalanan, jangan sampai anakku seperti itu. Biarkan orang tua jadi neraka dunia yang penting anak bisa sekolah,” jelas Mawar.

Mawar menyadari, profesinya sebagai pekerja seks komersial (PSK) ini dihantui beragam risiko, seperti penyakit menular seksual.

“Perempuan malam enggak ada yang seneng, sekalipun pelanggan banyak, ujung-ujungnya penyakit, risikonya nyawa.” terangnya sambil memandang lalu lalang kendaraan.

Disamping risiko tersebut, Mawar juga menyadari pekerjaannya ini sudah barang tentu dipandang hina dimata masyarakat umum. Tetapi hal itu tak jadi soal baginya.

“Orang menganggap kita kan sampah dunia, tapi aku enggak ngurus, karena orang punya kehidupan masing-masing,” ungkapnya.

“Contohnya gini, tentara latihan di hutan terus enggak ada makanan, babi yang haram pun mungkin bisa dimakan daripada mati kelaparan. Sama kayak kita.” imbuh Mawar.

Mawar sendiri mematok tarif Rp 200 ribu kepada pria hidung belang yang ingin bercinta dengannya. Itu pun dipotong untuk biaya kamar tempat mereka bercinta.

Selama 7 tahun menjadi PSK, beragam pengalaman pahit pun dialami Mawar. Mulai dari persaingan pekerjaan antar PSK hingga kerap mendapat pelanggan yang menjengkelkan.

“Kalau rese itu biasanya enggak bayar, yang kedua dia main sampai satu jam. Tapi dibuat santai aja, slow. Kita dapat rejeki dari cowok, enggak dapet dari yang ini bisa dapat dari yang lain.” ujarnya.

Malam itu Mawar tampak sepi pelanggan, padahal waktu sudah menunjukan lewat tengah malam. Pria hidung belang sesekali mampir dan ngobrol, namun akhirnya berlalu begitu saja.

“Ya kayak gini, banyak sepi banyak hutang.” tutur Mawar sambil mengayunkan kakinya.

Penulis : Rizaldi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini