Ndalem Notonegoro, Rumah Bersejarah Bupati Pemalang Tempo Dulu

0
Asri Meiati (78) tengah menceritakan perjalanan Ndalem Notonegoro kepada Puskapik.com. FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Bangunan rumah joglo kuno di Jalan Kiai Makmur, Kelurahan Kebondalem, memiliki nilai sejarah tersendiri bagi Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.

Rumah berusia ratusan tahun yang sampai sekarang masih tampak kokoh itu, merupakan tempat tinggal Bupati-Bupati Pemalang terdahulu, mulai dari Raden Adipati Arya Notonegoro.

Bangunan bersejarah ini dinamai ‘Ndalem Notonegoro’. Kini statusnya sudah ditetapkan menjadi cagar budaya sejak 2018 silam, berdasarkan surat keputusan Bupati Pemalang.

Posisi rumahnya menghadap ke selatan. Setiba di halaman, tamu yang datang ke Ndalem Notonegoro bakal disambut dua pintu dan jendela raksasa khas bangunan tempo dulu.

Semacam prasasti yang terbuat dari plat besi, menunjukan informasi tahun pembangunan dan rehab Ndalem Notonegoro. FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

Masuk di bagian dalam rumah, terdapat empat kamar yang saling berhadapan. Lantainya masih menggunakan tegel hitam, sedangkan langit-langitnya dari lempengan kayu jati.

Pada dinding bagian belakang, terdapat semacam prasasti yang terbuat dari plat besi. Dari situ diketahui, rumah ini dibangun 1825, kemudian diperbaiki pada 1989.

Salah satu ahli waris, Asri Meiati (78), menceritakan cukup detail perjalanan bangunan ndalem notonegoro dengan sekelumit kisahnya.

Dahulu, rumah ini adalah milik pribadi Raden Adipati Arya Notonegoro, sebelum akhirnya dibeli oleh pemerintah daerah Kabupaten Pemalang pada 2017 lalu.

Pada masa itu, pendopo Kabupaten Pemalang masih berada di sisi timur Alun-alun Pemalang atau yang saat ini bertengger GOR Kridanggo.

“Rumah ini bentuk aslinya sama seperti Kabupaten Purbalingga, karena itu anak pertama Eyang Notonegoro yaitu Eyang Raden Adipati Arya Dipokusumo,” tutur Eyang Titi, Sabtu 11 Desember 2021.

Ndalem Notonegoro ini, kata Eyang Titi, dulunya menghadap ke utara atau Alun-alun Pemalang, kemudian direhab menghadap selatan.

Material kayu bangunan Ndalem Notonegoro ini serba dari jati. Bahkan, kayu jati itu diambil langsung dari alas roban dengan tata cara khusus. “Sebelum mengambil, semedi dulu. Ditunjukan pohon jati yang besar, jadi itu daun pintunya lembaran, bukan tempel-tempel,” katanya.

Saat diajak Eyang Titi berkeliling Ndalem Notonegoro, Puskapik.com dijelaskan secara detail fungsi tiap ruangan. Beliau juga menunjukan kamar yang konon di lantainya terpendam pusaka-pusaka Pemalang.

Sementara itu, berdasarkan kajian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Pemalang, Ndalem Notonegoro ini zaman dahulu disebut Ndalem Kenaren.

Sejak dibangun 1825, Ndalem Kenaren pertama kali ditempati oleh Raden Adipati Arya Notonegoro, yang menjabat Bupati Pemalang tahun 1858-1859. “Rencananya Ndalem Notonegoro ini akan menjadi museum, sudah ada master plan-nya (DED) sejak tahun 2019,” tutur Ismun Hadiyo, Kabid Kebudayaan Dindikbud Pemalang.

Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini