Di Tegal, Ada Sekolah Dibayar Pakai Sampah

0
Sejumlah siswa sekolah alam Sakila Kerti Kota Tegal menyerahkan bungkusan berisi sampah untuk membayar sekolah.FOTO/PUSKAPIK/SR

PUSKAPIK.COM, Tegal – Sekolah itu mahal, karenanya banyak anak putus sekolah karena orang tuanya tak kuat menanggumg biaya. Anggapan itu sudah melekat di masyarakat, meski pemerintah terus menggaungkan program sekolah gratis.

Namun, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Buktinya, di Kota Tegal ada sekolah yang cukup membayar dengan sampah. Sekolah itu adalah Sekolah Alam Sakila Kerti.

Meskipun terbilang baru, namun sekolah alam yang memanfaatkan lahan di kawasan Obyek Wisata Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal itu nyatanya banyak diminati masyarakat.

Selain berada di lingkungan tempat wisata, sekolah itu dipadupadankan dengan permasalahan sehari-hari di lingkungan masyarakat, khususnya limbah keluarga atau sampah.

“Kita memanfaatkan lahan di kawasan Obyek Wisata Pantai Alam Indah (PAI). Sehingga pedagang yang memiliki anak bisa disekolahkan gratis di sini,” kata Yusqon, penggagas Sekolah Alam Sakila Kerti, Minggu siang, 26 September 2021.

Ide mendirikan sekolah berbayar sampah ini, kata Yusqon, bermula dari keprihatinnya terhadap persoalan sampah rumah tangga di Kota Tegal yang tak kunjung selesai penanganannya.

Sampah yang dibawa siswa setiap hari Jumat, selanjutnya diserahkan ke bank sampah milik Dinas Lingkungan Hidup Kota Tegal untuk didaur ulang menjadi barang bermanfaat.

“Kita kemas, sehingga sampah itu bisa menjadi sebuah kebermanfaatan. Karena beberapa kali kita lihat di lingkungan sekitar, ternyata banyak sampah menumpuk, dan ternyata rata-rata milik orang tua di sini,” terang Yusqon.

Yusqon mengungkapkan, dari hasil pengumpulan sampah ke DLH, mendapatkan uang rata-rata sebesar Rp 50.000 rupiah setiap minggu. Uang tersebut dipakai untuk membeli sarana dan prasarana sekolah.

“Nantinya sampah yang sudah dikumpulkan bisa ditukarkan menjadi uang, yang kemudian dikembalikan lagi untuk sarana dan prasarana sekolah. Rata-rata, setiap minggu bisa mendapat Rp 50.000,” ujar Yusqon.

Yusqon mengatakan, selain dapat mengurangi volume sampah di Kota Tegal, cara ini juga untuk menanamkan para siswa agar peduli terhadap kebersihan lingkungan serta menjaga kesehatan.

Ditambahkan Yusqon, pihaknya tidak menargetkan setiap siswa harus membawa sampah saat hari Jumat. Sebab dia khawatir, jika dibebankan target maka mereka akan takut dan enggan untuk berangkat sekolah.

“Kalau ditarget harus bawa sekian, takutnya mereka malah tidak sekolah. Orang tuanya akan sengaja mencari sampah. Kalau sekarang ini kan memang sampah yang diproduksi mereka, bukan kemudian sengaja mencari sampah,” tegasnya.

Saat ini jumlah siswa di Sekolah Alam Sakila Kerti sebanyak 84 orang dengan usia 2 tahun hingga 6 tahun. Mereka sebagian besar merupakan warga sekitar obyek wisata di KotaPAI dan pedagang di kawasan PAI.

Keberadaan sekolah alam gratis Sakila Kerti disambut gembira warga, karena sangat membantu pendidikan anak-anak tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

“Saya senang anak saya bisa sekolah yang benar-benar gratis, bayarnya cuma pakai sampah,” kata Salah satu orang tua siswa, Mulyarini (52).

Kontributor: Sakti Ramadhan
Editor: Amin Nurrokhman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini