Di Tegal, Relawan Terpaksa Kuras Kas Musala untuk Bantu Warga Selama Lockdown

0
FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Tegal – Relawan terpaksa menguras kas mushola untuk dibelikan bahan makanan bagi warga. Ini dilakukan sejak diberlakukan karantina wilayah sejak 2 Juni lalu, puluhan keluarga RW 4 Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, yang menjalani isolasi mandiri karena Covid-19 belum mendapat bantuan dari pemerintah

Keluhan warga yang menjalani isolasi mandiri selama lockdown lokal muncul sejak kemarin. Sejak isolasi mandiri di rumah masing masing, persediaan bahan makanan warga mulai menipis.

Ketua RW 4 Desa Randusari, Susminto membenarkan adanya keluhan warga soal kurangnya bahan makanan. Menurut Susminto, sejak 2 Juni memang belum ada bantuan masuk untuk warga yang positif Covid-19 ini. Selama isolasi, urusan makan sehari hari hanya mengandalkan persediaan bahan makanan seadanya.

“Lockdown ini sudah berjalan beberapa hari sejak 2 Juni lalu tapi belum ada bantuan bahan makanan dari pemerintah. Baru hari ke lima (hari) ini mulai ada bantuan, itu pun dari donatur donatur,” ungkap Susminto ditemui usai memantau warganya, Senin 7 Juni 2021 siang.

Merespon keluhan warga, Susminto terpaksa menggunakan kas mushola untuk demi memenuhi kebutuhan pangan warganya itu. Selain itu, kata Susminto, bersama relawan juga mencari donatur dari warga luar RW dan para perantauan.

“Karena waktu itu bantuan dari instansi pemerintah belum sampai, sedangkan masyarakat sudah sangat perlu (makan) sekali, sudah 3 hari tidak dapat bantuan. Jadi saya inisiatif bersama pengurus musola untuk memakai kas mushola untuk membeli bahan makanan, ” kata Susminto.

Lebih lanjut, kata Susminto, bantuan sembako ini yang dibagikan dalam bentuk beras, minyak goreng, tempe, telur dan mi instan. Dia berharap, bantuan pangan segera turun untuk membantu mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri. Mengingat persediaan makanan yang ada sekarang jumlahnya terbatas dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan selama karantina.

“Kalau mengandalkan bantuan tetangga kan sifatnya seadanya. Jadi mohon dari pemerintah memberikan bantuan untuk membantu warga,” sambungnya.

Ditemui terpisah, Kades Randusari, Jadi Sanyoto membantah pihaknya belum memberikan bantuan. Jadi Sanyoto, mengakui, bantuan desa memang belum menjangkau semua warga yang sedang menjalani isolasi mandiri.

“Jadi saya ralat ya, desa sudah memberikan bantuan, tapi memang belum semua. Kita nunggu aturan, mudah mudahan dipercepat dana PPKM Mikro. Sehingga semua yang sudah divonis positif akan segera dibantu,” tandas Kades Randusari.

Seperti diketahui, RW 4 Desa Randusari sejak 2 Juni lalu diberlakukan lokal lockdown sebagai dampak masihnya penyebaran virus corona. Hingga hari ini, warga yang terkena Covid-19 sebanyak 66 orang dari 54 KK. Selain itu dalam enam orang meninggal akibat terjangkit virus ini.

Kepala Desa Randusari, Jadi Sanyoto, mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 terjadi karena adanya peningkatan aktivitas warga dan kontak erat dengan warga dari luar kota.

“Saat Lebaran itu mungkin ada pasien Covid-19 dari Jakarta. Karena masyarakat kurang peduli terkait Covid-19 ini, sehingga mereka anggap biasa-biasa saja. Setelah ada yang terpapar dan meninggal dunia baru mereka percaya ternyata benar adanya,” ujar Jadi Sanyoto.

Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman

 

 

 

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini