Petani Bawang Brebes Enggan Simpan Hasil Panennya di Gudang Milik Pemerintah, Kenapa?
- calendar_month Rab, 17 Mar 2021

FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Brebes – Karena belum lengkap fasilitasnya, petani bawang merah di Brebes, enggan menyimpan hasil panennya di gudang yang telah disediakan pemerintah. Karena berisiko bawang cepat rusak.
Gudang penyimpanan komoditi pertanian yang berada di kompleks pasar bawang Klampok Wanasari ini dibangun dengan sistem Controlled Atmosoher Storage (CAS). Dengan sistem CAS ini komoditas yang disimpan akan bertahan selama tiga bulan dengan penyusutan yang minimal.
Hanya saja, sejak difungsikan gudang ini justru tidak dilirik para petani. Mereka sungkan menyimpan hasil panennya di gudang tersebut.
Yadin (32) petani dan pedagang bawang merah adalah salah satunya. Menurut dia, gudang CAS milik pemerintah ini belum lengkap fasilitasnya. Sehingga bawang yang keluar dari gudang akan cepat rusak.
Pedagang ini menambahkan, bawang yang keluar dari gudang ini hanya bertahan paling lama satu minggu. Bila tidak segera dikonsumsi bawang akan segera rusak.
“Kalau menyimpan dalam jumlah besar resikonya tinggi. Karena hanya bertahan paling lama satu minggu harus habis. Kalau bawang akan dikirim ke luar Jawa seperti Medan, bisa rusak di jalan,” ungkap Yadin, ditemui di lapak Klampok, Rabu 17 Maret 2021.
Faktor lain yang menjadikan petani enggan menggunakan gudang CAS adalah biaya yang mahal. Dalam satu ruang gudang kapasitas maksimal 19 ton petani dikenai biaya Rp.12 juta per bulan.
“Menurutku sih kalau memang fasilitasnya memadai itu tidak masalah. Hanya saja kalau risikonya cepat rusak itu sangat memberatkan,” sambungnya.
- Penulis: puskapik





















