Yuk! Manggung Lagi, Sudah Ada Lampu Hijau dari Gubernur Jateng untuk Seniman

PUSKAPIK.COM, Semarang – Gubernur Ganjar Pranowo memberi lampu hijau kepada seniman Jateng untuk kembali manggung di tengah pandemi. Akan tetapi, Ganjar memberikan sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum hal itu bisa terwujud.

Dari rilis Humas Pemprov Jateng yang diterima puskapik.com, Rabu 17 Maret 2021, disebutkan, pernyataan itu disampaikan Ganjar kepada sejumlah seniman yang sowan ke kantornya. Kepada para seniman yang datang seperti penyanyi dangdut asal Kota Semarang, Resa Lawangsewu, penyanyi muda asal Magelang, Woro Widowati, Ketua Persatuan Artis Musik Melayu-Dangdut Indonesia (PAMMI) Kota Semarang, Hendra Saputra serta beberapa seniman lain itu, Ganjar meminta ada kesepakatan bersama antarseniman terkait pelaksanaan event hiburan di tengah pandemi, sekaligus dilakukan uji coba.

“Ya kemarin teman-teman seniman ini buat video judulnya surat terbuka, intinya ingin curhat dan komplain kenapa mereka tidak bisa manggung. Tentu ini terkait ekonomi. Intinya dia ingin manggung dan meminta kami mengatur banyak hal,” kata gubernur.

Akan tetapi, Ganjar justru meminta para seniman duduk bersama dan membuat kesepakatan. Pada intinya, penerapan protokol kesehatan dalam setiap event hiburan yang dilakukan harus benar-benar terlaksana.

“Kalau semua sepakat, maka intinya kan protokol kesehatan. Prokesnya bisa apa tidak? Tadi disampaikan mereka main di acara pernikahan, maka kalau itu disepakati dan mau uji coba, akan saya bantu. Yuk kita uji coba dulu, seniman tampil di acara pernikahan tapi prokesnya diatur ketat, jaraknya diatur, flow tamu diatur dan tidak boleh ngajak nyanyi atau joget bareng,” terangnya.

Kalau itu bisa dilakukan, lanjut Ganjar, maka sebenarnya potensi para seniman kembali ke panggung akan sangat tinggi. Apalagi, melihat gradasi warna di Jateng yang terus membaik, maka hal itu bisa saja dilaksanakan.

“Sama, seperti sekolah tatap muka saja kita siapkan kok sekarang, tapi prokesnya mesti disiapkan. Nah di teman-teman seniman ini juga harus disiapkan, umpama daerahnya hijau, ada acara pernikahan, silahkan tampil menghibur tapi harus prokesnya benar-benar dijaga. Tentu suasana berbeda karena terasa dingin, tapi dengan situasi seperti ini, mungkin cara itu yang paling optimal,” tegasnya.

Bahkan, lanjut Ganjar, tak hanya event kecil seperti pernikahan, tidak menutup kemungkinan konser besar bisa dilaksanakan setelah ada kesepakatan antara para seniman terkait penerapan protokol kesehatan itu. Misalnya konser besar dengan metode drive in atau dengan metode lainnya.

“Maka saya kasih kesempatan, coba diskusi dulu dan hasilnya dikasih ke kita. Sambil menunggu itu, saya juga pesan agar jangan putus asa dan terus berkreasi. Kalau tidak bisa manggung, ya cari sumber pendapatan yang lain. Tadi di antara mereka ada yang jualan, jadi youtuber, saya kira ekonominya tetap bisa berjalan,” tegasnya.
Terkait hal itu, Resa Lawangsewu mengatakan, ide dan pekerjaan rumah dari Ganjar menjadi tantangan para seniman Jawa Tengah. Memang selama ini, belum ada kesepakatan bersama antarseniman tentang tata cara penyelenggaraan hiburan sesuai protokol kesehatan.

“Awalnya kami minta perizinan, ternyata Pak Ganjar ngasih ide sekaligus PR untuk kita. Kita kumpul dulu, gimana kesepakatan kita sebagai seniman. Tantangannya, bisa nggak kita mengadakan konser dengan protokol kesehatan yang ketat,” katanya.
Selama ini lanjut Resa, beberapa seniman justru ada yang nekat manggung. Tetapi mereka dibubarkan oleh pihak keamanan dengan alasan pelanggaran protokol kesehatan.

“Jadi memang harus ada pertemuan seniman untuk buat kesepakatan bersama. Pada intinya kami pasti bisa. Yang susah itu mengatur penontonnya. Maka nanti kami juga akan ajak teman-teman event organizer untuk ngobrol bareng terkait masalah ini,” ucapnya.

Hal senada disampaikan Woro Widowati. Setelah berdialog dengan Ganjar, ia mendapat banyak hal baru tentang bagaimana kewajiban para seniman yang harus dipenuhi sebelum menuntut perizinan manggung diberikan.

“Kita jadi lebih terbuka, oh kita harus seperti ini. Ke depannya akan kami sampaikan pada teman-teman seniman lain, akan kami bahas bersama bagaimana caranya agar ke depan bisa lebih baik lagi,” ucapnya.

Sementara Ketua PAMMI, Hendra mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar diskusi dengan sejumlah seniman lintas genre di Jateng. Hal itu guna mencapai kesepakatan bersama terkait penyelenggaraan event hiburan di tengah pandemi.

“Setelah itu, kami akan melakukan uji coba di masing-masing daerah untuk melihat perkembangannya. Kalau itu berjalan, maka bisa dilakukan lebih besar lagi. Intinya dari audiensi ini, Pak Gubernur mengatakan seniman bisa kembali manggung, asal benar-benar bertanggung jawab terkait protokol kesehatan,” ucapnya.

Penulis: Amin Nurrokhman

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Konten dilindungi oleh Hak Cipta!!