PEMALANG (PuskAPIK) – Upacara peringatan Hari Pahlawan Tahun 2017 kabupaten Pemalang ditempatkan di stadion Mochtar Sirandu kabupaten Pemalang, Jumat (10/11).
Bertindak sebagai inspektur upacara wakil bupati Pemalang H. Martono sedang Danramil Randudongkal Lettu Cpm Suwaryo sebagai Komandan Upacara.
Upacara yang dimulai sekitar pukul 98.15 wib juga dihadiri oleh Budi Rahardjo Sekda Kab Pemalang, Agus Sukoco SIp Ketua DPRD Kab Pemalang, Letkol Inf Edy Supriyadi Dandim 0711/Pemalang, AKBP Agus Setyawan HP. SH.S.I.K Kapolres Pemalang, Forkopimda Kabupaten Pemalang, para OPD, anggota DPRD Pemalang, Danramil jajaran Kodim 0711/Pemalang, Kapolsek jajaran, Tokoh nasyarakat serta tamu undangan lainnya.
Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa dalam amanat yang dibacakan oleh Inspektur Upacara H. Martono menyanpaikan bahwa setiap tanggal 10 November, seluruh Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan,
mengenang para pendahulu kita, pahlawan dan perintis kemerdekaan, para pendiri republik Indonesia, mereka dengan segenap pemikiran, tindakan dan gerakan perjuangan kolektif yang mereka lakukan, sehingga saat ini kita semua bisa menikmati hidup di bumi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bangsa yang sederajat dengan bangsa lain, bangsa yang menyadari tugas sejarahnya untuk menjadikan kemerdekaan sebagai jembatan emas bagi terwujudnya Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Para Pendiri bangsa mengabarkan pesan penting bahwa setelah kemerdekaan
diraih, maka tahapan selanjutnya kita
harus bersatu terlebih dahulu untuk bisa memasuki tahapan bernegara selanjutnya yaitu berdaulat, adil dan makmur. Oleh karena pesan fundamental itulah maka peringatan Hari Pahlawan 10 November tahun 2017 mengambil tema “Perkokoh Persatuan Membangun Negeriâ€, Apabila kita mampu bersatu sebagai satu bangsa maka kita dapat maju bersama-sama dan mendistribusikan berkah kemerdekaan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Hari Pahlawan yang diperingati saat ini didasarkan pada peristiwa pertempuran terhebat dalam riwayat sejarah dekolonisasi dunia, yakni peristiwa “Pertempuran 10 November 1945†di Surabaya. Sebuah peristiwa yang memperlihatkan kepada dunia internasional, betapa segenap Rakyat
Indonesia dari berbagai ras, suku, agama, budaya dan berbagai bentuk partikularisme golongan bersama-sama melebur menjadi satu untuk berikrar, bergerak dan menyerahkan hidupnya, jiwa raganya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (hp)