Rawan Hanyut, Gelagar Jembatan Pemali di Pantura Ditutup

0
FOTO/PUSKAPIK/ISTIMEWA

PUSKAPIK.COM, Brebes – Karena bagian gelagar jembatan sudah terendam air sungai dengan arus deras, jembatan Sungai Pemali di jalur utama pantura Brebes, sisi utara ditutup sementara sejak pukul 10.30 WIB Rabu 13 Januari 2021.

Hujan deras di wilayah selatan Brebes sejak Selasa sore hingga malam, mengakibatkan permukaan air sungai Pemali meninggi. Ketinggian air sungai ini bahkan sudah merendam gelagar jembatan utama di jalur pantura.

Arus deras yang terus menerus mendorong gelagar, dikhawatirkan akan menghanyutkan badan jembatan. Untuk itu, sebagai langkah antisipasi, jembatan ini ditutup untuk sementara waktu.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi Jateng, Juniar Perkasa, mengatakan, jembatan yang ditutup adalah jembatan lama yang dibangun tahun 1971. Jembatan ini rawan hanyut karena bagian gelagar sudah terendam air sungai dengan arus deras.

Dorongan arus sungai yang mengenai gelagar sangat beresiko bisa menggeser badan jembatan. Apalagi sungai Pemali saat ini dalam kondisi banjir dan arus air cukup deras.

“Ini untuk mengantisipasi timbul korban jika jembatan itu hanyut. Karena bagian gelagar sudah terendam air yang cukup deras,” katanya kepada wartawan saat meninjau jembatan Pemali, Rabu 13 Januari 2021 siang.

Ditemui terpisah, KBO Satlantas Polres Brebes, Iptu Triyono mengatakan, penutupan ini hanya berlaku untuk kendaraan roda empat atau lebih. Untuk sepeda motor tetap diperbolehkan melintas di jembatan ini.

Selama jembatan ini ditutup kendaraan roda empat dialihkan melalui jembatan sisi selatan yang lokasinya bersebelahan. Untuk memudahkan pengaturan lalu lintas, polisi memasang water barier di pintu masuk jembatan lama.

“Kendaraan roda empat atau lebih sementara dialihkan ke jembatan sisi selatan. In untuk mengurangi resiko jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan,” ungkap Triyono.

Penutupan ini berlaku sampai ketinggian air pada posisi aman. Dimana saat air sudah surut dan tidak merendam gelagar jembatan.

Kontributor: Fahri Latief
Editor: Amin Nurrokhman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini