TKW asal Pemalang Disiksa Majikan di Arab Saudi, Begini Kronologinya

0
Kasi Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja pada Disnaker Pemalang Najih Nurfauzi di ruang kerjanya. FOTO/PUSKAPIK/ERIKO GARDA DEMOKRASI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Beberapa hari lalu, ramai beredar di media sosial video Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang babak belur disiksa majikannya. Disinyalir, wanita tersebut adalah Sumarkinah (47) asal Kelurahan Sugihwaras, Pemalang.

Dugaan itu ternyata dibenarkan Kasi Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja pada Disnaker Pemalang Najih Nurfauzi. “Secara singkat, kemarin kami diminta Kepala Dinas untuk menelurusi masalah itu. Kami ke Sugihwaras, kebetulan di sana Pak Lurah juga sudah menerima berita itu,” kata Najih Nurfauzi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin, 31 Agustus 2020.

Menurut Najih, saat itu pihak keluarga juga dipanggil untuk dimintai keterangan. Dari situ ditemukan fakta, bahwa Sumarkinah berangkat ke Arab Saudi dari Banten pada 19 Maret 2019.

Lebih lanjut, Najih Nurfauzi menerangkan, beredarnya video Sumarkinah berawal dari Ita Lestari Al Tamini yang merupakan anak hasil perkawinan Sumarkinah dengan suaminya yang pertama, Sudarmo.

Ita sendiri, mendapat video kondisi ibunya yang babak belur dari sepupunya yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Taiwan. “Mba Ita itu bisa berkomunikasi dengan ibunya, dan menceritakan kronologisnya,” tutur Najih.

Kepada Disnaker Pemalang, Ita menceritakan, kejadian berawal saat Sumarkinah menjenguk Atun, teman se-profesinya (TKW). Atun sendiri bekerja sebagai Asisten Rumah Tangga (ART) di rumah anak kandung majikan Sumarkinah. Kabarnya, Atun mendapat perlakuan kejam dari majikannya.

Malang, saat Sumarkinah bersama majikannya datang ke tempat Atun bekerja. Sumarkinah juga ikut dianiaya hingga babak belur seperti yang terlihat dalam video.

Bukan hanya Sumarkinah, majikannya juga mendapat perlakuan demikian dari majikan Atun, yang notabenenya adalah anak kandung dari majikan Sumarkinah.

Situasi ruangan yang beredar dalam video tersebut, Sumarkinah berada di rumah sang majikan, yang beralamat di Tabuk Tyma, Riyadh, Arab Saudi. “Jadi anaknya itu tidak terima, kok kamu ikut campur, gampangannya seperti itu,” kata Najih Nurfauzi.

Dengan kondisi Sumarkinah itu, pihak keluarga meminta agar Disnaker Pemalang bisa memulangkan Sumarkinah ke Indonesia. “Satu hal yang mungkin jadi titik perhatian kita, ibu Sumarkinah ini kan berangkatnya dari Banten, itu tanpa kita ketahui, artinya kita baru tahu setelah ada musibah,” ujar Najih Nurfauzi.

Menindaklanjuti permohonan dari keluarga Sumarkinah, disampaikan Najih Nurfauzi, Disnaker Pemalang Pemalang sudah menyurati Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Pemerintah Pusat, yang nantinya ditembuskan ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Riyadh, Arab Saudi.

“Harapan kami, kecepatan informasi yang kami dapat bisa membantu menyelesaikan permasalahan ini,” kata Najih Nurfauzi.

Dengan adanya kejadian yang menimpa Sumarkinah, Najih Nurfauzi berpesan agar seluruh warga masyarakat, khususnya Kabupaten Pemalang, mengikuti prosedural yang berlaku jika hendak bekerja di luar negeri.

Penulis: Eriko Garda Demokrasi
Editor: Faisal M

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini