Termakan Usia, Pipa Perumda Tirta Mulia Pemalang Diganti

0
Penggantian pipa di Pemalang oleh Perumda Tirta Mulia, Kamis 2 Juli 2020.FOTO/PUSKAPIK/BAKTIAWAN CANDHEKI

PUSKAPIK.COM, Pemalang – Rentan kehilangan debit air dan kebocoran pipa, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Mulia, Pemalang, terus berbenah. Salah satunya peremajaan sambungan pipa di wilayah perkotaan yang tengah dilakukan. Itu disampaikan Direktur Teknis Perumda Tirta Mulia, Djulianto, Kamis 2 Juli 2020.

“Selain karena termakan usia dan memang harus dilakukan peremajaan, sekaligus pengendalian zona untuk menanggulangi kehilangan air, ” kata Djulianto.

Julianto menyebut, peremajaan sambungan pipa memang telah direncanakan sejak lama. Sebagai program pemeliharaan jaringan pipa ke semua wilayah di Kabupaten Pemalang.

“Pengendalian zona untuk mengatasi masalah dengan melokalisir ketika terjadi kebocoran, jadi tidak berpengaruh kepada lokasi lain,” ungkapnya.

Disinggung soal sering terjadinya kebocoran pipa utama yang mengakibatkan matinya aliran air, Djulianto mengatakan, kondisi tanah yang labil dengan tonase kendaraan yang melintas faktor utama yang mempengaruhi.

Dari data yang dihimpun puskapik.com dari Humas Perumda Tirta Mulia selama bulan Juni sampai saat ini, telah terjadi 3 kali proses perbaikan saluran pipa akibat pecahnya jalur pipa utama.

“Pipa utama berada di bawah jalan. Berbeda dengan dulu, pipa berada di sisi jalan, ini terjadi karena pelebaran jalan,” ucapnya.

Selain kondisi tanah, jaringan pipa utama milik Perumda juga diakui sudah berumur dan perlu ada penggantian dengan yang baru.

“Untuk penggantian dari pipa yang lama ke yang baru sudah kita lakukan secara bertahap terutama yang APT dan garvanis buatan tahun 88,” ujarnya.

Menurut Djulianto, jika dihitung untuk mengganti semua jaringan pipa utama membutuhkan biaya sekitar Rp 50 miliar.

Menyoal tentang gangguan teknis yang kerap terjadi, Perumda berkomitmen dengan proses perbaikan tidak lebih dari 8 jam guna mengutamakan pelayanan kepada pelanggan.

“Teknisnya untuk perbaikan maksimal 8 jam dan untuk proses aliran air ke normal kira-kira 24 jam tergantung jarak lokasi kebocoran dan rumah warga,”ujarnya.

Terkait dengan mendekati musim kemarau yang berpengaruh terhadap debit sumber air, Djulianto menegaskan, tidak ada kendala. Dia optimistis, karena Perumda sudah menyiapkan beberapa sumber mata air yang cukup memenuhi kebutuhan di musim kemarau.

“Kita antisipasi untuk musim kemarau dengan program suplesi, atau penambahan sumber air baru sebagai penambahan debit air dari sumber yang sudah ada, kita akan kerjakan di semester II ini “tutupnya.

Beberapa sumber mata air utama Perumda antara lain, Telaga Gede Desa Sodong, sumber air Moga, dan yang terbaru ada di Ketug, Moga hasil kerja sama perusahaan dengan pemerintah desa setempat.

Penulis : Baktiawan Candheki
Editor : Amin Nurrokhman

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini